Bakti Kepada Ibu, Rahasia Kealiman Gus Baha

 Bakti Kepada Ibu, Rahasia Kealiman Gus Baha

HIDAYATUNA.COM – Prof. Quraisy Syihab pernah berkata “Sulit ditemukan orang yang sangat memahami dan hafal detail-detail Al-Qur’an hingga detail-detail fikih yang tersirat dalam ayat-ayat Al-Qur’an seperti Pak Baha.”

Ustadz Adi Hidayat bahkan menyebut Gus Baha sebagai “Manusia Qur’an” hal ini tidak lebih sebagai gambaran akan kedalaman ilmu Gus Baha.

Namun dibalik seseorang yang alim pasti ada sosok orang tua yang luar biasa. Gus Baha adalah putra seorang ulama ahli Qur’an KH. Nursalim dari Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah.

Dari silsilah ayah beliau inilah sejak dahulu keluarga ini terkenal sebagai penghasil ulama-ulama Ahlul Quran yang handal.

Rahasia Kealiman Gus Baha

Sejak KH. Nursalim wafat pada tahun 2005, bakti Gus Baha sepenuhnya dicurahkan untuk ibundanya yaitu Nyai Hj. Yuchanidz Nursalim.

Hal ini diungkapkan kakak pertama beliau yaitu KH. Nasirul Mahasin bahwa rahasia kepintaran dan kealiman Gus Baha adalah karena baktinya yang sangat luar biasa kepada Ibundanya.

“Sebenarnya Baha itu tidak memiliki amalan apa-apa, biasa-bisa saja. Sholat ya biasa tidak lebih, wirid ya jarang. tapi setiap pagi dia selalu mijiti ibunya dengan membawa istri dan anak-anaknya.” ungkap Gus Mahasin.

Begitu baktinya Gus Baha kepada ibunya beliau ceritakan sendiri dalam sebuah pengajian, bagaimana beliau sangat bahagia jika uangnya habis untuk merawat orang tua.

“Dulu tahun 2005 ibu saya sering sakit karena ditinggal (wafat) bapak. Pernah uang saya tinggal 5 juta, dan bayar rumah sakit pas banget dan cuma kembali 100 ribu.” Cerita Gus Baha.

“Lalu saya bilang kepada santri yang saya suruh bayar “Uang ini habiskan untuk bayar biaya Ibu di rumah sakit” Saya senang sekali uang saya habis untuk berbakti kepada orang tua, Seperti apa hinanya saya jika uang saya habis digunakan untuk ke bar dan hal yang tidak jelas.” Lanjut Gus Baha.

Dalam sebuah pengajian dua hari sebelum wafatnya ibu beliau, Gus Baha bercerita bahwa selama 22 hari beliau merawat ibunya di rumah sakit dan tiap malam pulang untuk tetap mengajar.

“Saya mungkin baru malam ini keluar setelah ibu sakit di ICU selama 22 hari, saya memang di rumah sakit tapi tiap malam itu pulang untuk mengajar di pondok saya” ucap Gus Baha.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *