Bahasa Indonesia Resmi Jadi Bahasa Kedua di Universitas Al Azhar Kairo

 Bahasa Indonesia Resmi Jadi Bahasa Kedua di Universitas Al Azhar Kairo

HIDAYATUNA.COM, Kairo – Kebanggan yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia dengan diresmikan Bahasa Indonesia dijadikan bahasa kedua di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir.

Peresmian penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua dilakukan melalui seremoni oleh Fakultas Bahasa dan Terjemah Universitas Al-Azhar bekerja sama dengan KBRI Cairo, di Aula Fakultas Bahasa dan Terjemah Universitas Al-Azhar, Jumat (11/10) lalu.

Hadir dalam kesempatan itu Duta Besar RI Cairo Helmy Fauzy, Atdikbud KBRI Cairo, Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Bahasa dan Terjemah Universitas Al-Azhar, Rektor UGM (Prof. Dr. Panut Mulyono), Rektor UMS (Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si.) dan Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan UIN Maulana Malik Ibrahim (Dr. M. Isroqunnajah, M.A.).

Dalam sabutannya, Duta Besar Helmy Fauzy menyebutkan, bahwa di antara tujuan utama pengajaran Bahasa Indonesia di Al-Azhar Kairo adalah bahwa bahasa Indonesia banyak digunakan oleh mayoritas bangsa Asia tenggara, dimana mayoritas penduduknya beragama Islam. Di sana banyak muncul ulama dan pemikir Islam.

Sayangnya, karya-karya mereka belum banyak diketahui oleh para pemikir dunia Arab. Selain itu, negara-negara tersebut juga membutuhkan para ulama dan dai dari al-Azhar yang menguasai tradisi dan budaya setempat.

“Saya juga mengucapkan terima aksih kepada Al-Azhar yang telah menerima Bahasa Indonesia sebagai Bahasa kedua di Fakultas Bahasa dan Terjemah Al-Azhar,” ucap Helmi.

Di sisi lain, Rektor Universitas Al-Azhar menyampaikan, bahwa pengajaran Bahasa Indonesi sebagai Bahasa kedua adalah langkah awal dalam mempersiapkan pembukaan Progam Studi Indonesia di kampus Al-Azhar.

Sementara Wakil Rektor Universitas Al-Azhar Prof. Dr. Yusuf Amir  berharap pada masa persiapan ini dapat dipersiapkan kader calon dosen yang akan mengajar di prodi ini. 

“Selain itu, kami berharap agar para mahasiswa yang saat ini memilih Bahasa Indonesia sebagai Bahasa kedua, diberikan kesempatan untuk kuliah di Indonesia   selama 2 tahun, sehingga ia dapat menguasai Bahasa Indonesia dari sumbernya,” ucap Wakil Rektor Al Azhar yang juga Guru Besar Bahasa Urdu tersebut. (*)

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *