Bagaimana Islam Memandang Sulap?

 Bagaimana Islam Memandang Sulap?

Bagaimana Islam Memandang Sulap? (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Belakangan isu soal sulap kembali ramai, setelah Marcel si Pesulap Merah membongkar trik sulap Gus Samsudin di khalayak ramai. Lantas bagaimana Islam memandang sulap itu sendiri?

Apakah sulap termasuk bagian sihir atau hanya sekedar ketrampilan dengan menggunakan trik-trik khusus semata? Dilansir dari Republika, sebagian ulama, seperti al-Razi dan Ibnu Katsir, memasukkan sulap ke dalam bagian dari sihir.

Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa al-Razi menyebutkan salah satu jenis sihir adalah sihir ilusi dan penipuan terhadap mata. Dimana pandangan mata dibuat salah. Misal seseorang sengaja dibuat fokus hanya satu benda saja, sehingga ia kehilangan kesadaran lain.

Sementara Ibnu Katsir berpendapat bahwa sebagian ahli tafsir mengaku bahwa sihir yang dilakukan oleh ahli sihir di hadapan Fir’aun merupakan sihir jenis sulap. Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam Alquran.

Nabi Musa berkata, “’Silakan kamu sekalian melemparkan.’ Maka, tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat lantaran sihir mereka.” (QS Thaha [20]: 66).

Musa menjawab, “’Lemparkanlah (lebih dahulu)!’ Maka, tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan). (QS al-A’raf [7]: 116).

Ayat pertama menjelaskan bahwa tali-tali itu terbayang atau terlihat oleh Musa seakan-akan adalah ular. Dan, dalam ayat kedua ditegaskan bahwa para ahli sihir itu menyihir atau menyulap mata manusia sehingga melihatnya sebagai ular.

Pada ayat kedua, Allah SWT dengan tegas mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan itu sebagai sihir. Sebagian ulama menilai soal sulap yang sebatas permainan ketangkasan dan kecepatan tangan, tidak masuk dalam jenis sihir.

Meski demikian, mereka menganggap perbuatan sulap sebagai hal yang makruh dilakukan. Mengapa? Karena di dalamnya ada unsur membodohi dan mengelabui orang lain.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *