Bagaimana Allah Menjaga Kemurnian Al-Quran?
Pernahkah kita bertanya, bagaimana bisa Al-Quran yang diturunkan ribuan tahun yang lalu bisa sampai kepada kita secara utuh dan terjaga keasliannya?
Dalam Alquran surah Alhijr ayat 9, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya, Kami-lah yang menurunkan Alquran dan Kami pula yang akan menjaganya.” Penegasan ini menunjukkan bahwa Alquran senantiasa terjaga dari pemalsuan hingga akhir zaman. Alquran merupakan kalamullah sehingga tidak mungkin akan dipalsukan oleh makhluknya.
Nah, mari kita pelajari bagaimana cara Allah menjadikan al-quran terus terjaga kemurniannya hingga sampai kepada kita sebagai ummat Islam membacanya.
Sesuai dengan janji tersebut maka Allah yang Maha Perkasa akan menjaga Firman-Nya dengan empat cara.
Pertama, melalui daya ingat mereka yang telah menghafal keseluruhan Al-Qur’an sehingga keutuhan teks dan urutannya tetap terjaga. Pada setiap zaman terdapat ratusan ribu orang yang menghafalkan Al-Qur’an di luar kepala dimana jika ada yang menanyakan satu kata saja, mereka ini dapat menilawahkan kalimatnya. Melalui cara ini Al-Qur’an dipelihara terhadap penyimpangan verbal sepanjang masa.
Kedua, melalui ulama-ulama akbar di setiap zaman yang memperoleh pemahaman Al-Qur’an, dimana mereka ini menafsirkan Al-Qur’an dengan bantuan Hadits, sehingga dengan cara tersebut Firman Tuhan terpelihara dari penyimpangan penafsiran dan arti.
Ketiga, melalui para cendekiawan yang mengungkapkan ajaran Al-Qur’an berdasarkan logika dan dengan demikian memeliharanya terhadap serangan dari para filosofis yang berpandangan sempit.
Keempat, melalui mereka yang mendapat karunia dari Allah SWT dimana mereka di setiap zaman menjaga Firman Allah SWT terhadap serangan-serangan dari mereka yang menyangkal mukjizat dan wawasan kerohanian.
Namun demikian, bukan berarti tidak ada pihak yang berupaya untuk memalsukan Alquran. Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, sudah ada orang yang mencoba memalsukan Alquran, bahkan membuat ayat-ayat yang senada dengan Alquran. Tidak hanya itu, mereka juga menjelek-jelekkan firman Allah SWT. Di antaranya, ada yang membuat syair-syair dengan meniru bunyi surah Alkautsar. Lalu, ada pula orang-orang kafir yang mempertanyakan mengapa Allah SWT membuat binatang kecil yang ‘tidak bermanfaat’ bagi manusia, seperti nyamuk, dan hal lain yang dimuat dalam Alquran.
Pertanyaan orang-orang yang seolah-olah meragukan kemurniaan Alquran itu dijawab Allah dengan firman-Nya,
”Sesungguhnya, Allah tidak malu untuk membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih kecil (rendah) dari pada itu….” (QS Albaqarah ayat 26).
Apa maksud Allah menciptakan perumpamaan itu? Tujuannya adalah agar manusia itu berpikir. Sebab, banyak dari mereka yang dengan perumpamaan itu menjadi sesat dan ingkar terhadap kekuasaan Allah.
Dan, seperti ditegaskan Allah SWT bahwa Dia-lah yang akan memelihara Alquran maka sampai kapan pun Alquran akan senantiasa terpelihara. Dia tidak akan bisa dipalsukan walau satu huruf sekalipun. Sebab, banyak para penghafal Alquran yang tidak saja hafal keseluruhan ayat Alquran, namun mereka juga hafal setiap bentuk dan huruf-huruf, termasuk tanda-tanda wakaf yang ada dalam Alquran.
Alquran berbeda dengan kitab lainnya, termasuk buku-buku yang dikarang oleh penulis kenamaan sekalipun. Mereka tidak pernah mampu menghafal keseluruhan buku yang ditulisnya sendiri, termasuk tanda titik dan koma. Inilah salah satu kemukjizatan Alquran. (*)