Badan Pengelolaan Wakaf Diminta Profesional
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ketua Forum Wakaf Produktif, Bobby Manulang, menilai perlu adanya manajemen yang profesional terhadap pengelolaan wakaf agar bisa berkembang dan lebih produktif. Menurutnya, wakaf sudah semestinya menghasilkan sesuatu pada penerimanya dan aset wakaf harus dapat berkembang.
“Selama ini wakaf yang diketahui hanya sebatas makam, masjid, madrasah, padahal bisa lebih dari itu,” kata Bobby Manulang dalam sebuah diskusi di Gedung Kementerian Perekonomian, Jakarta, pada hari Kamis (26/9/2019).
Hal yang sama juga turut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa Imam Mulyawan. Menurut dia, agar pengelolaan aset wakaf dapat berkembang, maka perlu adanya manajemen yang profesional supaya bisa menghasilkan atau menambah nilai ekonomi.
Dalam hal ini, Imam Mulyawan mengatakan bahwa lembaganya telah menerapkan kolaborasi dengan sistem korporasi sehingga aset wakaf dikelola secara profesional. Dirinya mencontohkan dalam pengelolaan rumah sakit wakaf, Dompet Dhuafa menggandeng perusahaan terpisah dalam bentuk PT sebagai operator.
Pihaknya bertindak layaknya investor pemilik aset wakaf. Pengelola beroperasi seperti perusahaan yang harus menghasilkan profit yang akan jadi nilai manfaat.
“Sejumlah dana pengelolaan juga berasal dari dana zakat, infaq, sedekah,” jelasnya.
Dalam hal ini, perlu keselarasan dalam pengelolaan profesional. Yakni melibatkan beberapa pihak terkait, seperti Pemegang Saham sampai Badan Perancang Kegiatan dan Anggaran Tahunan yang nantinya akan bersatu padu untuk kerja kolektif.