Azyumardi Prediksi Partai Islam Sulit Dulang Suara di Pemilu 2024

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Meski perhelatan Pemilu 2024 masih lama, namun cendekiawan muslim Prof Azyumardi Azra punya pandangan sendiri terkait nasib partai-partai Islam di Indonesia kedepan. Menurutnya di pemilu 2024 mendatang partai-partai berasas Islam akan sulit mendulang suara yang signifikan.

Mengapa bisa demikian? Guru Besar UIN Jakarta itu menilai bahwa politik identitas di Indonesia saat ini sudah kehilangan ruhnya. Dalam konteks ini dapat di lihat pada kalangan umat Islam sendiri yang telah terpecah belah.

“Kecenderungan politik identitas itu sudah buyar. Sempat meningkat pada Pilkada DKI, tetapi setelah itu makin terpecah belah,” ujar Prof Azyumardi Azra dalam obrolannya saat di menjadi pembicara di kanal YouTube, Bravos Radio Indonesia dilansir Rabu (10/2/2021).

Nasib politik identitas kemudian semakin memudar kembali, ketika saat itu penantang petahana yakni Prabowo Subianto justru menggandeng Sandiaga Uno sebagai pendampingnya. Tepatnya saat Pilpres 2019 silam.

“Puncaknya ketika Prabowo menolak calon ulama untuk jadi cawapresnya dan mengambil Sandiaga Uno. Ditambah lagi saat Prabowo masuk kabinet. Jadi kekuatan politik identitas itu antara ada dan tidak ada,” jelas Azyumardi.

Peluang Politik Identitas

Lantas bagaimana peluang politik identitas ke depan, apakah ia bisa mampu muncul kembali dan menyatukan suara umat Islam? Azyumardi mengatakan hal itu bisa saja terjadi, dengan catatan ada faktor pemicu yang lebih besar lagi melebihi kasus Ahok.

“Kalau mau politik identitas muncul lagi dibutuhkan orang seperti Ahok dengan mulutnya yang pedas,” kata Azyumardi.

Menurutnya ketika muncul lagi orang-orang seperti Ahok, maka politik identitas sangat akan mungkin muncul lagi ke permukaan.

“Kita lihat dalam pemilu legislatif kemarin dan dalam pilkada  tidak ada figur seperti itu,” tuturnya.

Oleh karena itu Azyumardi meragukan parpol-parpol berasas Islam termasuk yang baru dideklarasiklan bakal melejit.

Sejumlah parpol baru berasas Islam antara lain Partai Gelora yang digawangi Anis Matta dan Fahri Hamzah, Partai Ummat yang dipelopori Amien Rais, ataupun Masyumi Reborn besutan A Cholil Ridwanan

“Saya berani mengatakan mereka tidak punya prospek mendapatkan suara yang signifikan dalam Pemilu 2024 yang akan datang, baik pemilu legislatif maupun pilpres,” jelasnya.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *