Azyumardi Azra Sebut Bahaya Laten Bagi Pancasila Itu Nyata
HIDAYATUNA.COM, Jakarta Selatan – Dialog Kebangsaan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, menghadirkan cendekiawan muslim Azyumardi Azra pada Minggu (6/10/2019) malam. Kemudian, Azyumardi Azra menegaskan bahwa saat ini Pancasila menghadapi ancaman laten, yakni radikalisme. Pancasila memang telah berhasil menjadi pemersatu bangsa Indonesia. Namun, Pancasila harus diperkuat.
“Bangsa Indonesia tidak bisa selama-lamanya selalu menganggap Pancasila itu sakti. Pancasila itu kalau nggak hati-hati berhadapan dengan ideologi lain itu bisa kalah. Karena itu ancamannyaa riil. Ancaman radikalisme itu riil. Kemarin ada dosen yang simpan bom molotov di rumahnya. Memang betul pertama mengenai Pancasila sakti. Saya kira Pancasila itu sakti atau tidak tergantung dinamika internal kita. Kalau kita sebut sakti, ya bukan seperti jimat yang kebal tak terkalahkan,” tuturnya.
Selanjutnya, ia mengingatkan, perlu ada ada rejuvenasi, revitalisasi, dan resosialisasi Pancasila. Jika tidak, khawatir Indonesia bakal menghadapi bahaya.
“Kalau Pancasila ini tidak kita revitalisasi, maka Indonesia di ambang bahaya. Meski saya lihat kita nggak ada alternatif lain selain Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila harus diperkuat terus-menerus. Tidak cukup hanya bilang Pancasila sakti. Sementara ketidakadilan di mana-mana. Kita harus mendekatkan Pancasila dengan kehidupan kita sehari-hari,” jelas Azyumardi Azra.
Hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di periode kedua. Tak hanya membumikan nilai-nilai Pancasila untuk rakyat, tapi juga bagi para elite politik. Selain itu ia juga menyinggung oligarki, yang dinilai kini telah mencederai sila keempat Pancasila.
“Saya kira Jokowi lima tahun ke depan harus serius betul mendekatkan Pancasila dengan kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Kesaktian Pancasila itu harus diikuti usaha serius untuk mendekatkan cita-cita Pancasila, begitu juga elite politik. Elite politik semakin oligarki, semakin menodai sila keempat.