Ayat Pengetahuan Alam dalam Alquran Jauh Lebih Banyak
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh November, Prof Agus Purwanto menjelaskan bahwa berbicara tentang Alquran. Sesungguhnya ayat yang berbicara fikih jika dibandingkan dengan ayat tentang pengetahuan alam, jauh lebih banyak ayat tentang alam. Bisa dikatakan lima kali lipat jumlahnya lebih banyak.
Namun, sangat disayangkan, justru perhatian umat Islam terhadap kajian ayat tentang pengetahuan alam dalam Alquran ini, kalah dengan kajian ayat-ayat fikih. Itulah mengapa sains dan teknologi di dunia muslim kalah bersaing.
Ia mengungkapkan bahwa ketika berbicara ajaran dan kesempurnaan Islam, maka tiga kompenen seperti Tuhan, alam, dan manusia, tidak bisa dilepaskan satu sama lainnya. Baginya, saat ini umat Islam masih terfokus pada relasi Tuhan dan manusia.
“Sedangkan orang Barat di satu sisi dalam kajiannya menitikberatkan kajian tentang alam sehingga mereka unggul dalam sains dan teknologi.” Demikian diungkap Agus pada kesempatan kajian webinar yang diselenggarakan Universitas Darussalam Gontor beberapa waktu lalu.
Padahal, lanjut dia, di dalam Alquran ada sekitar ada 800 ayat yang secara spesifik penguasaan ilmu pengetahuan. “Akibat melupakan ayat-ayat ini dunia Islam tertinggal dalam ilmu pengetahuan,” sambungnya.
Ayat Alam Lebih Banyak dalam Alquran Dibanding Ayat Fikih
Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah ini menyatakan ayat alam di dalam Alquran sedikitnya ada 800, lima kali lebih banyak dari ayat fikih yang 160. Sayangnya, ayat alam terlupakan dan tidak mendapat perhatian umat Islam.
“Umat Islam abai pada alam dan ilmu tentangnya. Akibatnya, hingga saat ini umat Islam hanya sebagai konsumen dan user hampir semua produk industri modern,” jelasnya.
Agus mengatakan ayat tentang ilmu pengetahuan itu disampaikan dalam beragam kosakata seperti ungkapan langit, bintang, matahari, bulan, bumi, tumbuhan, hewan, debu, tanah dan lain sebagainya. Meski ayat hukum hanya berjumlah seperlima dari ayat kauniyah, tetapi telah menyedot hampir semua energi ulama dan umat Islam.
Umat Islam seakan melupakan ayat-ayat Alquran yang membahas fenomena terbitnya matahari, beredarnya bulan, dan kerlap-kerlipnya gugus bintang. Mereka melupakan kilat yang menyambar, malam yang gelap-gulita, cahaya yang melesat, dan listrik yang membakar.
“Padahal ayat-ayat tentang alam tersebut dapat diposisikan sebagai prinsip-prinsip dasar. Dalam rangka bagaimana membangun hubungan sains dan agama,” ujarnya.
Ia menjelaskan ekspresi ayat Alquran dalam menggambarkan “akal” selalu menggunakan kata kerja (fiil), alih-alih kata benda (isim). Dari 49 kata “akal” tidak ada satu pun yang menggunakan kata benda, bahkan hanya ada satu ayat dalam Alquran yang menggunakan term “akal” dalam bentuk kata kerja lampau (fill madhi).
Dominasi fiil mudhari dalam kata “akal” menunjukkan bahwa umat Islam seharusnya menggunakan akal secara terus menerus.