Asal Mula Izrail Ditugaskan Menjadi Malaikat Maut

 Asal Mula Izrail Ditugaskan Menjadi Malaikat Maut

Asal Mula Izrail

HIDAYATUNA.COM – Izrail merupakan malaikat yang sudah pasti akan menemui tiap orang yang hidup di dunia ini. Gelarnya sebagai “Sang Pencabut Nyawa” begitu masyhur diceritakan dan dikisahkan. Meskipun begitu tidak banyak yang tahu kapan dan kenapa Izrail dipilih serta diberi tugas sebagai mencabut nyawa.

Penugasan Izrail sebagai malaikat pencabut nyawa bukanlah tanpa alasan atau asal tunjuk begitu saja. Akan tetapi tugas ini diembannya setalah melalui seleksi dalam suatu peristiwa. Asal mula penugasan Izrail diceritakan oleh Jalaludin Rumi dalam kitabnya Al Matsnawi.

Kisahnya bermula Ketika Allah telah usai menciptakan langit dan bumi. Allah ingin menciptakan khalifah penghuni bumi, yang tentu saja bahannya berbeda dari ciptaan-ciptaan sebelumnya.

Jika Malaikat diciptakan dari cahaya, Iblis diciptakan dari api, maka khalifah yang dimaksudkan Allah akan diciptakan dari tanah (saripati bumi).

Awal Mula Penugasan Izrail

Seperti digambarkan dalam sebuah hadis mu’tabar yang dinukil dari Imam Ja’far al-Shadiq, disebutkan bahwa sebelum menciptakan khalifah dari tanah, Allah SWT. terlebih dahulu memberi kabar kepada bumi dan akan mengambil tanah di sana.

“Hai bumi, Aku akan menciptakan manusia dari saripatimu. Sebagian mereka ada yang taat kepada-Ku dan sebagian lainnya durhaka kepada-Ku. Siapa yang taat kepada-Ku maka akan Aku masukkan dia kedalam surga-Ku, dan siapa yang durhaka kepada-Ku akan Aku masukkan dia kedalam neraka-Ku.” (Imam Ats-Tsa’labi 1)

Ketika itu Allah mengutus Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail untuk mengambil segenggam tanah di bumi. Mula-mula Allah mengutus Malaikat Jibril. Begitu sampai dibumi Jibril langsung menyampaikan maksudnya. Setelah mendengar penjelasan Jibril bumi protes dan memelas serta bersumpah atas nama Allah.

Bumi khawatir jika nantinya ciptaan yang dimaksudkan Allah akan berbalik mendurhakai-Nya. Ia membayangkan bahwa tidak akan sanggup menaggung azab. Sekuat tenaga bumi melobi Jibril supaya tidak jadi mengambil tanah. Sampai akhirnya Jibril luluh dan tidak bisa menjawab argumen bumi. Jibril pun gagal dan kembali dengan tangan kosong.

Allah kemudian mengutus dua malaikat sekaligus yaitu Mikail dan Israfil. Dua malaikat ini langsung berangkat menuju bumi. Masih dengan perasaan khawatir, dengan usaha penuh bumi menyampaikan pendapatnya seperti yang disampaikan kepada Jibril sebelumnya.

Mikail dan Israfil dengan terpaksa dan merasa iba akhirnya Kembali kepada Allah. Mereka menyampaikan jawaban dari bumi yang bersumpah atas nama Allah.

Perintah dari Allah

Perintah selanjutnya dan merupakan perintah terakhir kemudian diberikan kepada Malaikat Izrail dengan tugas yang sama. Izrail memang dikenal tegas dibanding malaikat lainnya. Benar saja, Izrail langsung menuju bumi dan menghujamkan senjata sehingga membuat bumi bergetar.

Bumi yang sudah tahu maksud Izrail langsung mengutarakan segala argumennya sperti sebelum-sebelumnya. Namun sayang, Izrail bergeming mengabaikan sumpah bumi. Bumipun menangis tanahnya dimabil dengan paksa.

Allah berfirman bahwa yang bersal dari bumi akan Kembali lagi ke bumi, sebagai berikut;

مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ

“Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.” (QS. Thaha: 55)

Sebuah riwayat diceritakan Izrail mengambil empat sudut intisari bumi; tanah berwarna hitam, putih serta dua tanah merahnya gunung bagian atas dan bawahnya. Tanah itu dibawa menghadap Allah.

Allah kemudian bertanya kepada Izrail kenapa enggaku tidak menuruti sumpah bumi padahal dia bersumpah atas nama-Ku. Izrail menjawab bahwa perintah Allah lebih berhak dilaksanakan. Mendengar jawaban itu Allah kemudian menugaskan Izrail menjadi malaikat maut.

Demikianlah, asal mula Malaikat Izrail ditugasi untuk mencabut nyawa maut. Sikapnya tidak kompromi dan belas kasihan serta teguh membuatnya dinilai cocok mengemban tugas itu.

Dawamun Niam Alfatawi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *