AS Ancam Serang Iran, UNESCO: Jangan Libatkan Situs Budaya

 AS Ancam Serang Iran, UNESCO: Jangan Libatkan Situs Budaya

Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) mengatakan bahwa Amerika Serikat dan Iran harus mematuhi konvensi yang mewajibkan setiap negara untuk melindungi situs budaya yang dilindungi. Pernyataan itu mereka keluarkan setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan menyerang dan menargetkan situs warisan budaya Iran.

Pada hari Senin kemarin, dalam pertemuan antara duta besar Iran dan organisasi yang berbasis di Paris itu, Direktur Jenderal Audrey Azoulay mengatakan bahwa AS dan Iran harus mematuhi konvensi tahun 1954 dan 1972, yang telah mereka ratifikasi.

Seperti yang diketahui, isi dari konvensi itu sendiri adalah meminta agar negara-negara yang ikut menandatanganinya untuk tidak melakukan tindakan disengaja yang dapat merusak warisan alam dan budaya dunia yang berada di wilayah negara pihak lain.

Azoulay juga menekankan bahwa ‘universalitas dari warisan alam dan budaya menjadi vektor perdamaian dan dialog antar manusia’, yang seluruh masyarakat internasional memiliki tugas untuk melindungi dan melestarikannya demi generasi yang akan datang.

Pada hari Minggu, Trump tetap bersikukuh dengan ancamannya untuk menyerang dan mengincar situs-situs budaya Iran, jika Iran tetap ingin melakukan ‘pembalasan besar’ terhadap AS demi membalas dendam atas pembunuhan salah satu komandan militer utamanya, Qassem Soleimani.

“Mereka diizinkan untuk menggunakan bom di pinggir jalan dan meledakkan warga-warga kami. Dan kami tidak diizinkan untuk menyentuh situs budaya mereka? Tidak semudah itu,” kata Trump dalam sebuah cuitan di twitter tanpa menyebutkan serangan bom mana yang dia maksudkan.

Menanggapi hal itu, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan bahwa langkah yang diutarakan oleh Trump itu akan menjadi ‘sebuah kejahatan perang’.

Inggris, yang selama ini juga ikut serta memberikan support untuk UNESCO, telah dikritik karena Perdana Menterinya, Boris Johnson, tetap bungkam atas ketegangan AS-Iran yang terjadi selama liburan Natal desember lalu.

Pada hari Senin, James Slack, seorang juru bicara dari PM Boris Johnson, menegaskan kembali komentar dari UNESCO saat ditanyai oleh para wartawan, bahwa ‘sudah ada konvensi internasional yang mengatur dan mencegah perusakan warisan budaya’.

Iran sendiri mempunyai 22 situs budaya dan dua situs alami yang dibanggakan dan masuk di dalam daftar Warisan Dunia UNESCO. Dan juga situs budaya penting Iran lainnya yang tidak masuk di dalam daftar tersebut, termasuk Menara Azadi di Teheran, dan makam mantan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Mungkin situs budaya yang paling spektakuler adalah Persepolis, sebuah ibukota kuno dari Kekaisaran Achaemenid (550-330 Sebelum Masehi) yang terletak di 70 km timur laut Shiraz, Iran. Bangunan yang didirikan oleh Darius I pada 518 SM itu adalah daya tarik utama bagi wisatawan asing yang berkunjung.

AS secara resmi keluar dari UNESCO, tepat pada tanggal 1 Januari 2019 jam 00.01; titik puncak proses selama lebih dari satu tahun di tengah keprihatinan bahwa organisasi itu mendorong bias anti-Israel.

Organisasi yang berbasis di Paris itu sebelumnya mengecam pendudukan Israel terhadap Yerusalem Timur, menyatakan situs-situs kuno Yahudi sebagai situs warisan Palestina, dan memberikan keanggotaan penuh kepada Palestina tahun 2011.

Sumber : Aljazeera.com

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *