Arkeolog Temukan Prasasti Islam dan Kristen Abad 7
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Baru-baru ini arkeolog peneliti kapal karam peninggalan abad 7 menemukan sebuah prasasti simbol Islam dan Kristen dalam bangkai kapal.
Salah satu anggota Kibbutz Ma’agan Michael, melihat bongkahan bangkai kapal yang ternyata menyimpan prasasti simbol Islam dan Kristen.
Bongkahan kapal kuno penyimpan prasasti simbol Islam dan Kristen itu ada di lepas pantai Israel.
Sekitar 29 mil (47 kilometer) selatan Haifa dan ditemukan pertama kali pada 2015 silam.
Setelah ditemukan, bangkai kapal kemudian dibiarkan begitu saja dan masih tertutup pasir.
Baru kemudian pada tahun 2016, tim dari Institut Leon Recanati, Studi Kelautan Universitas Haifa mulai melakukan penyelidikan.
Terbaru dari laporan the Jerusalem Post menyebutkan bahwa, para arkeolog kelautan yang meneliti bangkai kapal ini menemukan beberapa prasasti.
Prasasti itu memakai tulisan berbahasa Arab dan Yunani.
Tulisan tulisan itu terukir pada sejumlah kayu dan keramik yang terdapat di dalam bangkai kapal yang karam.
Adapun sejumlah prasasti tersebut antara lain simbol Kristen seperti salib, sekaligus tanda keagamaan Muslim.
Ada satu prasasti yang menguraikan kata Allah.
“Prasasti-prasasti ini menunjukkan ‘kompleksitas yang menarik pada periode itu,” tulis Jerusalem Post dikutip Rabu (23/9/2020).
Menurut arkeolog yang meneliti benda purba kala tersebut, Cvikel di dalam prasasti-prasasti kali ini dianggap penuh teka-teki.
Sebab kata dia, di abad ke-7 merupakan masa penuh konflik agama.
“Kami tidak tahu apakah kru kapal tersebut Kristen atau Muslim, tetapi kami menemukan jejak kedua agama,” kata Deborah Cvikel.
Ada kemungkinan bahwa para kru merupakan penganut kedua agama.
Penemuan ini lanjut dia, juga menunjukkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari perbedaan antara Kristen dan Muslim tidak sekuat yang diimajinasikan selama ini.
Laman Ancient Origins melaporkan, kapal tersebut awalnya memiliki panjang 75 kaki (23 meter), berada di kedalaman tiga meter dan terkubur oleh lebih dari satu ton pasir.
Menurut para arkeolog, kapal ini sepertinya tenggelam karena kecelakaan navigasi.
Meski begitu, bangkai kapal sangat terawat, mungkin karena terkubur di pasir.
Cvikel mengatakan pihaknya belum dapat menentukan dengan pasti apa yang menyebabkan kapal itu karam.
“Tetapi kami pikir itu mungkin kesalahan navigasi,” jelasnya.
Karena tenggelam begitu dekat pantai, diperkirakan tidak ada korban jiwa. Untuk jenis, bangkai kapal, lanjut dia, sangat umum, sebagaimana jenis kapal abad 7 di Mediterania kuno.
Kapal diyakini tenggelam sekitar 1.300 tahun yang lalu pada abad ke-7. Ini adalah era kemenangan Arab atas Bizantium di Yarmouk. Dimana saat itu, umat Muslim menaklukkan sebagian besar dunia Arab. (Hidayatuna/MK)