Apakah yang Lebih Muda Harus Datang Berkunjung Dahulu Kepada yang Tua?
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Berikut ini sebuah catatan singkat mengenai apakah yang lebih muda harus datang berkunjung dahulu kepada yang tua.
Di postingan saya terdahulu ada banyak yang bertanya kepada saya apakah dalam fikih ada aturan yang isinya keluarga yang lebih muda harus datang terlebih dahulu pada keluarga yang lebih tua?
Aturan ini sepintas cocok dengan spirit dalam beberapa hadis di mana pihak yang lebih muda harus menghormati yang lebih tua.
Namun demikian, aturan semacam ini dalam realitasnya justru membuat pihak yang lebih tua gengsi untuk pergi dahulu berkunjung pada yang lebih muda, bahkan merasa dilecehkan kalau yang muda tidak mengunjunginya lebih dahulu.
Di lain pihak, yang lebih muda kadang mempunyai uzur sehingga tidak bisa cepat berkunjung pada yang lebih tua dan bisa jadi merasa tidak ikhlas sebab dia merasa yang lebih tua seolah memosisikan diri terlalu tinggi dan tidak bisa maklum. Akhirnya putuslah tradisi saling berkunjung.
Secara pribadi, sampai saat ini saya tidak pernah menemukan aturan yang ribet semacam ini dalam hadis atau pun fikih.
Kalau kita berkaca pada kisah Nabi Ibrahim dan Putranya, Nabi Ismail, yang ada justru sebaliknya, Nabi Ibrahim selaku ayah-lah yang datang mengunjungi putranya sebanyak dua kali dan entah apakah pernah Nabi Ismail pergi ke kota ayah beliau untuk berkunjung.
Kesimpulan saya, siapa yang lebih dahulu sempat saja yang seharusnya memulai dan tidak perlu ada gengsi atau memaksakan diri.
Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad bersabda:
ليس منَّا من لم يوقِّر الكبير, ويرحم الصغير
Artinya:
“Bukan golongan kita orang yang tidak menghormati yang tua dan mengasihi yang muda” (HR. Turmudzi, Ahmad, dan Ibnu Hibban)
Kalimat ‘menghormati yang tua’ bisa diaplikasikan dengan berkunjung terlebih dahulu ke yang lebih tua.
Tapi jangan dipotong sampai di sini saja sebab kalimat ‘mengasihi yang muda’ juga bisa diaplikasikan dengan mengunjungi yang muda terlebih dahulu.
Jadi, siapa yang sempat saja duluan tanpa perlu ada yang saling menyalahkan. Wallahu a’lam.