Apakah Saat Haid Boleh Salat?
HIDAYATUNA.COM – Konon ada pasien yang lama haid lalu bertanya pada dokter tentang salat. Ternyata oknum dokter spesialis kandungan dan reproduksi ini menjawab seenaknya tanpa prosedur ilmu dalam Quran dan Sunnah.
Andaikan beliau menguasai dalil kejadian seperti ini pernah dialami oleh sahabat:
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: – جَاءَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ أَبِي حُبَيْشٍ إِلَى اَلنَّبِيِّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! إِنِّي اِمْرَأَةٌ أُسْتَحَاضُ فَلَا أَطْهُرُ, أَفَأَدَعُ اَلصَّلَاةَ؟ قَالَ: “لَا. إِنَّمَا ذَلِكَ عِرْقٌ, وَلَيْسَ بِحَيْضٍ, فَإِذَا أَقْبَلَتْ حَيْضَتُكِ فَدَعِي اَلصَّلَاةَ, وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْسِلِي عَنْكِ اَلدَّمَ, ثُمَّ صَلِّي – مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ
Aisyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Fathimah binti Abu Hubaisy datang ke hadapan Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam seraya berkata: Wahai Rasulullah, sungguh, aku ini perempuan yang selalu keluar darah (istihadlah) dan tidak pernah suci, bolehkah aku meninggalkan shalat? Rasul menjawab: “Tidak boleh, itu hanya penyakit dan bukan darah haid. Apabila haidmu datang tinggalkanlah shalat dan apabila ia berhenti maka bersihkanlah dirimu dari darah itu (mandi) lalu shalatlah.” Muttafaq Alaihi.
Jadi, wanita memiliki kodrat bulanan berupa haid. Jika masih keluar terus darahnya di luar masa haid maka bukan haid, tapi istihadhah. Kalau mau bahas ini sangat panjang dan “harus masuk” pondok dulu.
Semestinya pasien tersebut bertanya kepada dokter bagaimana haidnya bisa teratur kembali, bukan tanya tentang salatnya. Kalau soal salat bagi mustahadhah harus ke ahli Fikih.
Saya coba komentar di kolom komentar dokter tersebut tentang prosedur istimbath dari Qur’an. Tapi saya cari-cari, kok sepertinya dihapus oleh pemiliknya, ya tidak apa-apa, saya jadikan postingan sendiri.
Memahami hukum, tidak cukup dari Qur’an, tapi juga harus dengan hadis. Sebab, Allah menjadikan hadis sebagai penjelasan dari Qur’an sendiri, sebagaimana firman Allah:
وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ اِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ
“Dan Kami turunkan Ad-Dzikr (Al-Qur’an) kepadamu, agar Engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan…” (An-Nahl 44)