Apakah Perempuan Haid dapat Meraih Malam Lailatul Qadar?
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Lailatul Qadar adalah malam yang dinanti oleh seluruh umat muslim, karena menjadi malam yang penuh berkah dan nikmat terbesar dari Allah Swt.
Bahkan sering juga disebut dengan malam 1000 bulan. Karunia dari Allah Swt. kepada umatnya sebagai tanda cinta dan rahmat-Nya yang Maha segalanya.
Umat muslim yang mengerjakan amal kebajikan atau ibadah pada malam Lailatul Qadar akan mendapat balasan besar.
Bahkan orang yang mendapati malam ini juga turut mendapat rahmat dari malam Lailatul Qadar, dalam hadits Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani (wafat 852 H) dalam kitabnya Fathul Bari menerangkan sebagai berikut:
وَفِي حَدِيْثِ مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَعْنَاهُ مَنْ قَامَهُ وَلَوْ لَمْ يُوَافِقْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ حَصَلَ لَهُ ذَلِكَ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَوَافَقَهَا حَصَلَ لَهُ وَهُوَ جَارٍ عَلَى مَا اخْتَارَهُ مِنْ تَفْسِيرِ الْمُوَافَقَةِ بِالْعِلْمِ بِهَا وَهُوَ الَّذِي يَتَرَجَّحُ فِي نَظَرِيْ
Artinya:
“Dalam redaksi hadits tersebut maknanya ialah barangsiapa menghidupkan malam Lailatul Qadar dan tidak me
nemukan Lailatul Qadar, maka akan tetap mendapatkan pahalanya. Dan barangsiapa yang menghidupkan malam ini lantas menemukan Lailatul Qadar, maka juga akan mendapatkan pahala.
Inilah kemudian yang berlaku dan dipilih dalam mengartikan maksud ‘mengetahui’ dan yang dipilih menurut pandanganku.” (Ahmad Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari Syarhu Shahihil Bukhari, (Beriut:Dar Al-Ma’rifah), juz IV halaman 267)
Malam Lailatul Qadar menjadi momentum bagi tiap orang untuk berlomba-lomba untuk menghidupkan malam yang penuh rahmat ini.
Menghidupkan malam Lailatul Qadar menjadi keutamaan, hal ini dapat diperoleh melalui upaya shalat-shalat berjamaah, shalat sunah, i’tikaf, membaca Al-Qur’an, berdzikir, sedekah dan bershalawat.
Lalu bagaiamana dengan perempuan yang sedang dalam kondisi haid, apakah mereka dapat meraih keberkahan malam Lailatul Qadar?
Sementara seperti kita ketahui menurut syariat, perempuan dalam kondisi haid tidak diperbolehkan untuk melakukan shalat, i’tikaf dan memegang Al-Qur’an.
Menurut Adh-Dhahhak setiap orang berhak meraih keberkahan pada malam Lailatul Qadar.
قَالَ جُوَيْبِرٌ : قُلْتُ لِلضَّحَّاكِ : أَرَأَيْتَ النُّفَسَاءَ وَ الْحَائِضَ وَ الْمُسَافِرَ وَ النَّائِمَ لَهُمْ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ نَصِيبٌ ؟ قَالَ : نَعَمْ كُلُّ مَنْ تَقَبَّلَ اللهُ عَمَلَهُ سَيُعْطِيهِ نَصِيبَهُ مِنْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya:
“Jubair berkata, Aku pernah bertanya kepada Adh-Dhahhak, bagaimana pendapatmu mengenai wanita yang sedang nifas, haid, orang yang bepergian (musafir), dan orang tidur, apakah mereka bisa memperoleh bagian dari Lailaltul Qadar?
Jawabnya, ya, mereka masih bisa memperoleh bagian. Setiap orang yang Allah Swt menerima amalnya maka Allah akan memberikan bagiannya dari Lailatul Qadar.’” (Ibnu Rajab Al-Hanbali, Latha’iful Ma’arif fima Liwasimil ‘Am minal Wazha’if, halaman 264).
Berdasarkan pandangan Adh-Dahhak menjelaskan bahwa perempuan yang sedang dalam kondisi haid dan nifas memiliki peluang yang sama dalam meraih kemulian malam Lailatul Qadar.
Amalan-amalan yang dapat ditempuh dengan menghidupkan malam pada 10 hari terakhir Ramadhan dengan ibadah-ibadah yang diperbolehkan.
Misalnya memperbanyak zikir, doa-doa, terutama doa Lailatul Qadar, berinfaq atau bersedekah, memperbanyak dzikir, dan memperbanyak sholawat Nabi.
Selain itu ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk meraih kemulian malam Lailatul Qadar di antaranya yaitu:
1. Memperbanyak Shalawat
Di penghujung kitab Kifayatul Atqiya’ wa Minhajul Ashfiya’, Sayyid Abu Bakar Syatha menuturkan sebuah nasihat tentang kemuliaan, keutamaan dan keistimewaan membaca shalawat.
Beliau mengatakan: Wahai saudaraku, perbanyaklah membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw. yang mulia.
Karena sesungguhnya shalawat yang kita baca kepada Nabi Muhammad Saw dapat menghapus dosa besar, memberi petunjuk kepada jalan yang lurus, menyelamatkan kita dari siksa neraka dan mengantarkan kita mendapatkan kenikmatan surga yang abadi.
Dengan ini bershalawat selain wujud kecintaan terhadap Rasulullah saw., juga menjadi jalan keberkahan untuk meraih malam Lailatul Qadar.
Penting untuk istiqomah dalam bershalwat, yang insya Allah shalwat yang kita baca akan memberikan keberkahan pada setiap nafas kehidupan kita sehingga selamat dan bahagia dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat.
2. Memperbanyak Doa dan Istighfar
Doa dapat dilafalakan dengan bahasa apa saja, kapan saja dan oleh siapa saja, termasuk perempuan yang sedang haid.
Tidak seperti membaca Al-Qur’an, berdoa tidak mensyaratkan pembacanya suci dari hadats, baik hadats kecil maupun besar.
Rasulullah saw. menganjurkan unntuk memperbanyak doa memohon ampunan dan keselamatan kepada Allah Swt.
Selain berdoa dianjurkan juga untuk beristighfar, berdasarkan Fiqih Islam wa Adillatahu oleh Wahbah Az-Zuhaili memuat bahwa untuk menghidupkan malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan agar mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Salah satunya dengan memperbanyak istighfar pada waktu sahur dan baiknya membaca sayyidul istighfar.
3. Memperbanyak Zikir
Zikir secara lisan tidak dilarang bagi perempuan yang sedang dalam kondisi haid. Bahkan para ulama sepakat apabila lafaz zikir yang dibaca merupakan iqtibas atau petikan ayat Al-Qur’an, hukumnya tetap boleh dibaca oleh perempuan yang sedang haid atau nifas.
Selama niatnya niatnya zikir saja itu dibolehkan. Zikir bisa menjadi salah satu pilihan amalan yang bisa dilakukan untuk meraih rahmat di malam Lailatul Qadar.
4. Bersedekah
Bersedekah menjadi salah satu amalan utama pada 10 hari terakhir bulan ramadhan untuk dapat meraih keberkahan malam Lailatul Qadar.
Bersedekah di 10 hari terakhir bulan Ramadhan tidak hanya diterjemahkan dengan sedekah wajib berupa zakat fitrah dan zakal mal, tetapi juga dianjurkan memperbanyak sedekah sunnah dalam rangka berbagi kebahagiaan dengan sesame terlebih kaum dhuafa.
Bersedekah dapat dilakukan dengan berbagai bentuk harta, pangan, pakaian, ilmu, dan bentuk sedekah lainnya.
5. Melakukan Aktivitas yang Bermanfaat
Melakukan aktivitas yang bermanfaat juga menjadi salah satu amalan yang bisa dilakukan untuk meraih malam Lailatul Qadar.
Aktivitas yang mengandung kebermanfaat baik kepada sesama manusia maupun alam semesta. Misalnya seperti belajar, berorganisasi, pengajian rutin, membersihkan rumah dll.
“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Hadist ini menjelaskan bahwa aktivitas belajar dinilai memiliki manfaat dan keberkahan yang sama dengan ibadah lainnya.
Jadi tidak perlu khawatir ya, jika perempuan dalam kondisi sedang haid maupun nifas, sama-sama berpeluang untuk meraih malam Lailatul Qadar, keberkahan yang didapat akan bergantung sejauh mana keistikomahan kita upayakan.
Semoga kita semua termasuk golongan yang senantiasa memperbanyak amalan di bulan Ramadhan dan memperoleh keutamaan malam Lailatul Qadar. []