Anjuran Merapatkan Shaf saat Salat yang Terhalang Prokes Covid
HIDAYATUNA.COM – Di jaman pandemi Covid-19, anjuran merapatkan shaf saat salat tampaknya tidak bisa dilakukan sementara waktu karena harus mematuhi prokes (protokol kesehatan). Lalu bagaimana dengan hadis yang mengatakan bahwa termasuk pengikut dajjal ketika meregangkan shaf salat?
Hadis tersebut berbunyi:
أقيمُوا الصُّفُوفَ، وَحَاذُوا بَيْنَ المَنَاكِبِ، وَسُدُّوا الخَللَ، وَلِينُوا بِأيْدِي إخْوانِكُمْ، ولَا تَذَرُوا فُرُجَاتٍ للشَّيْطَانِ
Artinya: “Rapatkanlah shaf shalat. Sejajarkanlah antar bahu (kalian). Isilah celah yang kosong dalam shaf. Santailah saat tangan saudaramu menarikmu untuk rapatkan shaf. Jangan biarkan celah barisan untuk setan.” (HR Abu Daud dan lainnya)
Kualitas hadis ini tidak perlu diperdebatkan karena riwayatnya valid, namun apakah hadis ini dipahami sebagai kewajiban merapatkan shaf atau hanya anjuran saja? Syekh al-Azhim Abadi menjelaskannya dalam ‘Aunul Ma‘bud sebagaimana dikutip dari Bincangsyariah.com.
Imam Ibnu Batthal menganggap anjuran untuk merapatkan shaf itu merupakan bagian dari sunah, bukan suatu kewajiban. Menurutnya, merapatkan shaf itu bentuk dari kesempurnaan salat, bukan bagian dari syarat sah salat.
Dengan demikian akan lebih sempurna salat jemaah kita apabila merapatkan shaf, namun jika memiliki suatu halangan maka tidak menjadi dosa. Lalu bagaimana solusinya agar tetap bisa menyempurnakan salat jemaah itu dengan merapatkan shaf di masa pandemi?
Anjuran Melaksanakan Salat di Rumah Saat Wabah
Nabi Saw pernah memerintahkan para sahabat untuk salat di rumah saat terjadi cuaca ekstrem, sangat dingin, hujan deras, dan berangin. Keadaan yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat memaksa bahkan dimaklumi untuk melaksanakan kita beribadah salat di rumah.
Nabi Muhammad Saw bersabda untuk mengubah redaksi doa ketika mendengar azan sebagai berikut:
إِذَا قُلْتَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَلاَ تَقُلْ حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ قُلْ صَلُّوا فِى بُيُوتِكُمْ
Artinya: “Apabila engkau telah selesai mengumandangkan asyhadu alla ilaha illallah asyhadu anna muhammadan rasulullah, maka janganlah mengucapkan hayya alas shalah (mari kita salat). Ucapkanlah shallu fi buyutikum (salatlah kalian di rumahmu).” (H.R. Muslim)
Begitulah yang dilakukan Nabi Muhammad Saw ketika salat dalam keadaan wabah atau bahaya, yakni melakukannya di rumah. Teladan itu bisa kita contoh dan terapkan dalam melaksanakan salat di tengah pandemi corona ini.
Hal ini akan menyempurnakan salat kita dengan tetap melaksanakan anjuran merapatkan shaf salat sesuai sunah. Dengan demikian, kemungkinan tertular penyakit yang mewabah pun kecil.