Anjuran Khotib Berpenampilan yang Indah
HIDAYATUNA.COM – Di lingkungan pesantren, saya melihat para Khotib adalah kiai-kiai yang alim dan amal serta akhlaknya sangat tinggi.Begitu ke kota suasana berbeda, seorang senior mengajak saya menjadi Khotib, saat itu saya menolak untuk mengisi khotbah karena merasa belum pantas.
Beliau lantas mengatakan, “Kalau sampeyan yang alumni pondok tidak mau khotbah, nanti mimbar masjid akan diisi oleh orang-orang yang bukan santri. Mudaratnya lebih parah”. Sejak saat itu saya belajar khottbah.
Ternyata para Khotib memiliki asesoris, seperti jas dan serban. Saya masih ingat untuk membeli jas di tempat perbelanjaan belum mampu akhirnya beli di pasar Gembong.
Bukan tanpa alasan. Syekh Abdurrauf Al-Munawi menjelaskan:
ﻳﺴﻦ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﻳﻮﻡ اﻟﺠﻤﻌﺔ ﺃﻥ ﻳﺰﻳﺪ ﻓﻲ ﺣﺴﻦ اﻟﻬﻴﺌﺔ ﻭاﻟﻠﺒﺎﺱ ﻭﻳﺘﻌﻤﻢ ﻭﻳﺮﺗﺪﻱ
Dianjurkan bagi Imam Jumat untuk menambah penampilan yang indah, pakaian, surban dan selendang. (Faidh Al-Qadir, 5/174)
Di halaman yang sama beliau memberi alasan:
ﻓﺈﻥ ﺃﻋﻴﻦ اﻟﻌﻮاﻡ ﺗﻤﺘﺪ ﺇﻟﻰ اﻟﻈﺎﻫﺮ ﺩﻭﻥ اﻟﺴﺮاﺋﺮ
“Sebab orang awam hanya melihat tampilan zahir, bukan keilmuannya.”
Uraian ulama di atas berdasarkan hadis:
ﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﺑﺮﺩ ﻳﻠﺒﺴﻪ ﻓﻲ اﻟﻌﻴﺪﻳﻦ ﻭاﻟﺠﻤﻌﺔ
Nabi shalallahu alaihi wa sallam memiliki kain bergaris yang beliau gunakan saat 2 hari raya dan Jumat. (HR Baihaqi dari Jabir)
Adapun soal warna juga telah ada di dalam hadis:
ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻗﺎﻝ: «ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ – ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻳﻠﺒﺲ ﻳﻮﻡ اﻟﻌﻴﺪ ﺑﺮﺩﺓ ﺣﻤﺮاء» ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻓﻲ اﻷﻭﺳﻂ ﻭﺭﺟﺎﻟﻪ ﺛﻘﺎﺕ
Ibnu Abbas: Nabi memakai kain bergaris di hari raya berwarna merah (HR Thabrani)
Cara pemakaian serban menurut Bahtsul Masail, dengan cara diletakkan di pundak pun sudah mendapatkan kesunahan. Sela