Anggota Dewan Muslim Getol Dorong Libur Resmi Idul Fitri

Anggota Dewan Muslim Getol Dorong Libur Resmi Idul Fitri (Ilustrasi/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM, Amerika Serikat – Seorang Anggota Dewan Kota Boston, Tania Fernandes Anderson mendorong agar Idul Fitri ditetapkan sebagai hari libur resmi kota. Sebab, Idul Fitri telah menandai berakhirnya bulan suci Ramadan.
Fernandes Anderson membuat sejarah musim gugur yang lalu. Ketika dia menjadi Muslim pertama yang terpilih untuk badan legislatif Boston.
Anggota dewan mahasiswa baru itu telah mengajukan resolusi yang menyerukan langkah seperti itu pada agenda dewan kota, hari Rabu (27/4).
“Representasi itu penting,” kata Fernandes Anderson selama wawancara telepon, Selasa (26/4).
Jika kota tidak bekerja untuk mengenali populasi Muslimnya, katanya, itu berisiko lebih lanjut melanggengkan ketidaktahuan dan Islamofobia. “Kita harus mengakui tradisi tertentu,” ujar dia.
Resolusi itu tidak mengikat secara hukum sehingga tidak berarti anak-anak sekolah umum Boston harus mendapatkan hari libur. Tidak pula bahwa 19.000 tenaga kerja kota akan menerima hari libur lagi.
Akan tetapi Fernandes Anderson memandangnya sebagai langkah pertama yang penting untuk “mencatat bahwa ini adalah masalah dan perlu diakui.” Walikota akan memiliki kekuatan untuk menyatakannya sebagai hari libur resmi kota, menurut Fernandes Anderson.
Fernandes Anderson ingin agar hari yang sangat penting dalam Islam itu diakui sebagai hari libur kotamadya di seluruh kota mulai tahun depan. Dengan begitu, Idul Fitri menjadi salah satu dari dua hari libur resmi dalam agama itu.
Libur Kota Resmi Idul Fitri Memudahkan Muslim Beribadah
Ramadan saat ini sedang berlangsung di Boston, Amerika Serikat, dengan Idul Fitri tahun ini Senin depan. Liburan biasanya diamati dengan pertemuan doa dan perayaan dan pesta keluarga.
“Hari ini dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia karena merupakan akhir Ramadan, dan bulan puasa fajar hingga matahari terbenam yang menyertainya,” kata Fernandes Anderson dalam resolusinya.
Dalam pengajuan Fernandes Anderson minggu ini menyebut, sekitar 80.000 Muslim di Greater Boston dan 3,5 juta orang Amerika mempraktikkan ritual agama Islam tersebut.
“Ini bukan hanya tindakan yang benar dari sudut konsistensi moral dan kesusilaan, tetapi juga masuk akal dari sudut pandang praktis,” katanya dalam resolusi tersebut.
Said Abdikarim, mantan calon dewan kota menilai langkah menjadikan Idul Fitri sebagai hari libur resmi di Boston sudah lama tertunda. Pengusaha dan tinggal di South End itu menyebut bahwa langkah tersebut merupakan ide yang bagus.
Dia mengatakan biasanya hal pertama yang dilakukan Muslim yang taat untuk menandai hari raya adalah pergi salat di pagi hari. Jika hari itu tidak dijadikan hari libur yang diakui secara luas maka dapat mempersulit seorang Muslim untuk memenuhi kewajiban agamanya.
Bagi Imam Abdullah Faaruuq, dari Masjid Roxbury Alhamdulillah, pengakuan kota atas hari libur akan menandakan kemajuan.
“Liburan kami tidak benar-benar dipertimbangkan, Anda tahu,” katanya. “Dan itu adalah populasi yang terus bertambah. pungkas Abdullah Faaruuq.”
Sumber: bostonglobe.com/IQNA