Analogi Gus Dur Soal Negara dan Agama

 Analogi Gus Dur Soal Negara dan Agama

Analogi Gus Dur Soal Negara dan Agama (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ulama nasional dan juga presiden RI ke-4, alm KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengungkapkan bahwa negara dan agama merupakan sesuatu yang berbeda.

Gus Dur menganalogikan, seseorang yang berangkat salat Jumat, itu murni dorongan dari diri sendiri. Bukan karena ada paksaan dari negara. Negara tidak menetapkan undang-undang, seseorang harus berangkat ke masjid untuk salat Jumat.

“Anda semua ini kalau salat Jumat ada undang-undangnya tidak? Tidak ada undang-undangnya, kan? Tapi kalau jumatan, dung.. dung.. dungnya (suara bedug) langsung berangkat dengan sendirinya. Semua ditinggal, berangkat jumatan karena seperti itu perintah syariat bukan negara,” kata Gus Dur dalam video singkat yang diunggah akun TikTok @alzam20155, dikutip (4/08/2022).

Untuk itu Gus Dur mengingatkan bahwa dalam Islam keberadaan negara itu wajib hukumnya, namun tidak harus berbentuk negara agama. “Jadi NU atau ulama itu dari dulu ya memang merumuskan barang yang benar, meskipun tidak benar bagi kita semua,” ucapnya.

Awalnya para ulama NU menginginkan negara Republik Indonesia menjadi negara Islam, namun setelah ada beberapa pertimbangan, maka para ulama bersepakat dan memutuskan bahwa negara Indonesia bukanlah negara agama.

“Keinginan para kiai itu semua negara Islami, tapi akhirnya ia tidak wajib memang menurut agama seperti itu. Maka dari itu agama itu bisa dari negara karena kita isinya bermacam-macam Bhinneka Tunggal Ika,” tandasnya.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *