Amerika dan Eropa Dinilai Akomodatif Terhadap Perkembangan Islam
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Cendikiawan muslim, Prof. Azyumardi Azra memaparkan, bahwa, sebenarnya tidak ada pemisahan yang ketat antara Barat dan Islam karena pertumbuhan Islam di Barat sangat pesat. Pandang ini disampaikan saat membedah buku bertajuk “Dunia Barat dan Islam. Cahaya di Cakrawala.”
“Nyatanya banyak orang Islam di Amerika dan Eropa. Penduduk asli Amerika dan Eropa dianggap akomodatif terhadap bertumbuhnya Islam secara cepat,” paparnya
Dalam acara beda buku tersebut, digelar di Gedung Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Acara ini dihadiri Dr. Abdul Mu’ti (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah),
Sudibyo Markus (Penulis), Prof. Frans Magnis Suseno SJ (tokoh Katolik) Selasa (29/10) Jakarta.
Dr. Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa ada hubungan simbiosis mutualisme dalam merayakan keagamaan. Mereka hidup berdampinganan, saling mendukung satu sama lain.
“Dialog para tokoh dunia Islam dengan barat berlangsung dengan damai dan mereka berkerjasama dengan luar biasa,” jelasnya.
Sementara itu, Sudibyo Markus mengatakan bahwasanya interaksi keagamaan ini sudah berlangsung lama, sehingga tidak heran bila Islam dapat menyesuaikan diri di Barat.
“Wahana dialog dunia Barat dan Timur sudah lama ada. Para penyair, sastrawan sepakat adanya dialog antara dunia barat dan timur.”
Ia menjelaskan, dunia barat sejak Aristoteles sudah mulai melakukan dialog dan diskusi dengan orang-orang Timur. Itu artinya berbicara tentang Dunia Timur berati berbicara tentang Islam.