Al-Qur’an Dorong Umat Islam Akhirnya Pelajari Ilmu Falak

 Al-Qur’an Dorong Umat Islam Akhirnya Pelajari Ilmu Falak

Bolehkah Takziyah Disertai Membaca Al-Qur’an? (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Dalam sejarah perkembangan ilmu falak (astronomi) di dunia Islam tak lepas dari diturunkannya al-Qur’an. Bagaimana tidak, semua ayat dalam al-Qur’an menghadirkan fakta-fakta ilmiah yang mustahil orang sanggup memahaminya.

Dengan kata lain tidak mungkin menafsirkan isi al-Qur’an selagi mereka tidak mengusai ilmu yang luas tentang ilmu falak.

Hal ini diungkapkan Mohamad Fadhilah Zein, dalam bukunya berjudul “Islam di Yordania, Maroko dan Spanyol.”

Situasi inilah yang kemudian mendorong umat Islam akhirnya mau tidak mau harus mempelajari sejumlah ilmu sains. Termasuk dalam hal ini adalah ilmu falak.

“Umat Islam sejak pertama telah menguak peradaban terdahulu. Mereka pertama kali menerjemahkan buku-buku astronomi yang dikarang orang-orang Yunani, Kalanda, Surya, Persia dan India,” ungkap Zein dikutip Kamis (3/11).

Zein menjelaskan, buku pertama kali yang diterjemahkan oleh para ilmuwan Islam adalah “Mafatih An-Nujum” yang dinisbatkan kepada Hermes yang agung.

Ia menerjemahkannya dari bahasa Yunani ke bahasa Arab.

“Hal itu terjadi pada akhir Daulah Umayyah. Di antara buku astronomi penting yang diterjemahkan dari Yunani adalah buku “Almagest” oleh Ptolemaeus dalam ilmu falak dan pegerakan bintang-bintang. Hal ini terjadi pada masa Bani Abbasiyah,” jelasnya.

Selain itu ungkap Zein, menurut ulama Islam terdahulu, ilmu astronomi memiliki kaitan erat dengan syiar agama.

“Maka timbullah kebutuhan untuk mempelajari dan mendalami ilmu astronomi guna menentukan waktu-waktu shalat sesuai kondisi letak geografis dan perubahan musim,” tandasnya. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *