Al-Fazār Ilmuwan Muslim Pertama Pencipta Astrolabe
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Muḥammad ibn Ibrāhīm al-Fazār (w. 806), adalah seorang filsuf, matematikawan, dan astronom Muslim Arab yang hidup ada zaman Abbasiyah (Baghdad) pada kekhalifahan Al-Mansur.
Al-Fazār merupakan keturunan Samura bin Jundab, yang merupakan sahabat dekat Nabi Muhammad. Berdasarkan keterangan dari Scientific Islamic Heritage menyebut bahwa sosoknya dianggap telah membangun astrolabe pertama di dunia Islam.
Sementara itu, jauh sebelum adanya peradaban Islam, di zaman Yunani Kuno, astrolabe sudah ada. Astrolabe sendiri merupakan instrument astronomi yang digunakan untuk menentukan posisi benda-benda langit.
Pada zaman dahulu, astrolabe merupakan perkakas astronomi kuno yang paling sering digunakan untuk mengukur kedudukan benda langit dan fenomena langit.
Bersama dengan Yaʿqūb ibn āriq dan ayahnya, ia membantu menerjemahkan teks astronomi India, Brahmagupta (abad ke-7 M) dan Brāhmasphuṭasiddhānta ke dalam bahasa Arab sebagai Az-Zīj ‛alā Sinī al-‛Arab, atau Sindhind.
“Terjemahan ini mungkin merupakan sarana yang dengannya angka-angka Hindu ditransmisikan dari India ke Islam,” tulis Scientific Islamic Heritage melalui akun Twitternya dikutip Selasa (26/7/2022).
Selain itu, saudaranya Ibrahim ibn Habib juga seorang matematikawan dan astronom di istana Abbasiyah dari Khalifah Al-Mansur (memerintah 754–775). Ia menyusun berbagai tulisan astronomi pada astrolabe serta pada lingkup armillary untuk kalender.
Kaitannya dengan asal usul al-Fazār, sampai saat ini masih terjadi perdebatan. Sejumlah sumber menyatakan bahwa Al-Fazar berasal dari Arab. Namun sumber lain menyebut bahwa ia adalah orang Persia.
Di balik dari perdebatan itu, Al-Fazār menguasai dua bahasa yaitu bahasa Arab dan bahasa Persia. Dari hobinya menterjemahkan buku-buku ilmiah ke dalam tulisan bahasa Arab dan Persia, dari situlah awal mula karirnya sebagai ilmuwan.