Ajib! Ini Cara Rasulullah Mengelola Harta
HIDAYATUNA.COM – Memperhatikan pengelolaan harta sangatlah penting karena jika salah dapat menyebabkan banyak mudharat dan berujung pada dosa. Mengenai pengelolaan harta sudah seharusnya kitabelajar dan meneladai Rasulullah.
Rasulullah tidak suka menyimpan harta, segala yang dimilikinya jika umat meminta atau membutuhkan pasti diberikan. Sebagaimana kesaksian sahabat Jabir bin Abdillah yang berkata: “Tidak sekalipun Rasulullah diminta sesuatu lantas mengatakan “Tidak.” (Muttafaq Alaih).
Diriwayatkan dalam sebuah kisah ada seorang anak yang disuruh ibunya untuk mengahadap Rasulullah dan meminta sesuatu. Rasulullah mengatakan tidak memiliki apa-apa, karena memang tidak menyimpan harta. Anak tadi lantas menyampaikan pesan ibunya, jika tidak memiliki apa-apa pakaian Rasulullah juga boleh.
Tanpa banyak pertimbangan Rasulullah langsung melepasnya dan memberikan kepada anak tersebut. Anak tersebut pun pulang ke rumahnya dengan senang dan wajah sumringah. Rasulullah pun masuk rumah dan tidak keluar lagi, karena itu baju satu-satunya.
Ketika sudah memasuki waktu salat, para sahabat bingung karena Rasulullah tidak hadir di masjid sampai-sampai sahabat Umar terheran-heran.
Sahabat Umar pun memberanikan diri bertanya “Apakah ini perintah Allah?”
Jangan Kikir dan Boros
Allah kemudian berfirman dalam surat Al-Isra’ Ayat 29
وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا
Artinya: “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.”
Surat ini menegaskan jangalah menjadi orang yang kikir dan sulit menginfakkan hartanya. Juga tidak diperkenankan berlebih-lebih dalam membelanjakan harta sehingga membuat tidak bisa berinfak. Tercela dan akan menyesal orang yang menghamburkan harta lantas tidak dapat berinfak.
Bersikap Dermawan Sebagaimana Rasulullah
Pernah suatu ketika Rasulullah memiliki emas, ketika di masjid teringat hal tersebut dan itu mengganggu salat beliau. Begitu pulang Rasulullah langsung mengambil emas tersebut dan membagi-bagikannya kepada sahabat.
Begitulah Rasulullah mengelola hartanya untuk kebaikan dan mendahulukan orang lain. Meskipun begitu bukan berarti kita tidak boleh untuk menyimpan harta, tentu saja boleh asal sesuai kadar yang wajar.
Rasulullah sendiri pernah menyimpan makanan untuk kebutuhan keluarga selama setahun. Ini menunjukkan bahwa tidak ada salahnya menabung untuk masa depan asal tidak lupa untuk menginfakkan dan membayar zakat jika sudah mencapai ukuran nisab.
Benar bahwa harta yang kita miliki bukannlah milik kita sepenunya. Diibaratkan suatu buah yang sudah masak tentu kita harus mengupas kulitnya dan membuang bijinya ketika ingin memakannya. Kulit dan biji itulah ibaratnya yang menjadi hak orang lain. Semoga kita dapat mengambil manfaat dan senantiasa berusaha meneladani Rasulullah. Wallahu a’lam.