Adakah Shalat Sunat Sebelum Shalat Jum’at?

 Adakah Shalat Sunat Sebelum Shalat Jum’at?

Klub Inggris Fasilitasi Fans Ruangan Tempat Salat (Ilustrasi/Hidayatuna)

S. Apakah ada shalat sunnah qabliyah bagi shalat jum’at?

J. Ada. Sebelum shalat jum’at disunatkan shalat sunat qabliyah seperti shalat Zhuhur, karena sabda Rasulullah Saw. dalam hadits sahih.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ زُبَيْرِ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ : مَا مِنْ صَلاَةٍ مَفْرُوضَةٍ إلّا وَبَيْنَ يَدِيهَا رَكَعَتَانِ. حَديثٌ صَحِيحٌ، رَوَاهُ اِبْنُ حُبَّانٍ فِي صَحِيحِهِ والدَّارَقُطْنِيُّ وَالطَّبَرانِيُّو

Artinya: “Dari Abdullah bin al-Zubair berkata, Rasulullah bersabda: “Setiap ada shalat fardhu, maka sebelumnya ada shalat sunnat dua raka’at” (HR. Ibn Hibban dalam Shahih-nya Daraquthni dan Thabrani)

Keterangan, dari kitab:

  1. Fath al-Bari[1]

وَأَقْوَى مَا يُتَمَسَّكُ بِهِ مَشْرُوعِيَّةُ الرَّكَعَتَيْنِ قَبْلَ الْجُمْعَةِ مَا صَحَّحَهُ اِبْنُ حُبَّانٍ مِنْ حَديثِ عَبْدِ اللهِ بْنُ زُبَيْرٍ مَرْفُوعًا: مَا مِنْ صَلاَةٍ مَفْرُوضَةٍ إلّا وَبَيْنَ يَدِيهَا رَكَعَتَانِ.

Dalil paling kuat untuk dijakdikan pedoman tentang kebolehan shalat dua rakaat ssebelum Jum’at adalah hadits riwayat Ibnu Hibban dari Abdullah bin Zubair: “Tidak ada suatu shalat (fardhu) pun kecuali sebelumnya (sunnah) dilaksanakan ada shalat dua rakaat (shalat sunnah)

  • Al-Hawasyi al-Madaniyah[2]

أَنَّه صَلَّى اللهُ عَلَيه وَسَلَّمُ كَانَ يُصَلِّيَ قِبَلَهَا أَرْبَعًا .

Nabi Saw. pernah melaksanakan shalat empat rakaat sebelum shalat jum’at.

  • Al-Hawasyi al-Madaniyah[3]

وَرَوَى أَبُو داوُدٍ فِي سَنَنِهِ فِي طَرِيقِ أَيُّوبَ عَنْ نَافِعٍ قَالَ كَانَ اِبْنُ عُمَرِ يُطِيلُ قَبْلَ الْجمعةِ وَيُصَلِّي بَعْدَهَا رَكَعَتَيْنٍ فِي بَيْتِهِ وَيَحْدُثُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيه وَسَلَّمُ كَانَ يَفْعَلَ ذَلِكً ( قَالَ النَّوَاوِي فِي الْخَلاصَةِ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الْبُخَارِيِّ وَقَالَ الْعِرَاقِيُّ فِي شَرْحِ التِّرْمِذِيِّ إسْنَادُهُ صَحِيحٌ وَقَالَ الْحافِظُ اِبْنُ مُلْقِّنٌ فِي رِسَالَتِهِ إِسْنادُهُ صَحِيحٌ لَا جُرْمً وَأَخْرَجَهُ اِبْنُ حُبَّانٍ فِي صَحِيحِهِ

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Hibban dari Ayyub dari Nafi’: Ibnu Umar memperpanjang shalat sebelum pelaksanaan shalat Jum’at, dan melaksanakan shalat dua rakaat sesudahmua di rumah. Dan ia menceritakan bahwa Rasulullah Saw juga melakukan yang demikian itu. Imam Nawawi dalam al-Khulasah[4] menilainya sebagai hadits shahih sesuai dengan syarat Bukhari. Al-Iraqi dalam Syarh al-Tirmidzi berkata: isnadnya shahih. Al-Hafidz ibn al-Mulqin dalam Risalahnya berkata: isnadnya shahih  dan tidak ada cacat. Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya.

Sumber:

Keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama Ke-1 Di Surabaya Pada Tanggal 13 Rabiuts Tsani 1345 H./21 Oktober 1926 M.


[1] Ibnu Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, (Beirut: Dar al-Fikr, 1420/2000), Cet. Ke-1, Jilid III, h.96

[2] Muhammad Sulaiman al-Kurdi, al-Hawasyi al-Madaniyah ‘ala Syarah Bafadhal, (Singapura: al-Haramain, t.rh.), Juz I, h. 327

[3] Muhammad Sulaiman al-Kurdi, al-Hawasyi al-Madaniyah ‘ala Syarah Bafadhal, (Singapura: al-Haramain, t.rh.), Juz I, h. 326

[4] Muhyidin al-Nawawi, Khulashah al-Ahkam, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1428 H/2000 M), Cet. Ke-1, Jilid II, h. 383

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *