ACT Aceh Serukan Penolakan Proposal Damai yang Merugikan Palestina
Menanggapi Masalah Proposal Damai yang Diajukan Amerika Serikat, ACT Aceh Serukan Penolakan Proposal Damai. Karena Dinilai Merugikan Palestina
HIDAYATUNA.COM, Banda Aceh – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh ajak seluruh elemen masyarakat di provinsi Aceh agar merapatkan barisan menolak proposal perdamaian “deal of the century” (kesepakatan abad ini) dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang merugikan Palestina.
“Saat ini, aksi penolakan proposal perdamaian Presiden AS itu telah terjadi di berbagai belahan dunia,” kata Kepala Cabang ACT Aceh, Husaini Ismail di Banda Aceh, Kamis (6/2/2020) seperti dilansir Antara.
Ia menyebut, provinsi paling barat Indonesia yang dikenal sebagai satu-satunya daerah yang menerapkan syariat Islam itu seyogianya harus terus ikut menyuarakan serta mendukung kemerdekaan Palestina.
Hingga saat ini, lanjutnya, sudah terdapat 20 lebih organisasi masyarakat (ormas), dan komunitas menyatakan bergabung dalam aksi yang akan digelar dengan titik pusat Tugu Simpang Lima Kota Banda Aceh pada Jumat (7/2) pukul 09:00 WIB hingga selesai.
Aksi tersebut juga akan dilaksanakan secara serentak oleh Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) di Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Aceh Selatan, Aceh Tamiang, Subulussalam, dan Aceh Jaya.
“Selamatkan Al-Quds di Palestina, buktikan iman, dan bela kota suci kita,” katanya.
Al-Quds adalah nama untuk Kota Yerusalem yang dicaplok oleh zionis Israel.
Ia menyebut kondisi negara di mana Al-Quds berada terus mengalami penindasan dari zionis Israel. Apalagi, lanjut dia, hadirnya proposal perdamaian “deal of the century” yang jauh dari sikap menginginkan perdamaian.
“Saudara Muslim Palestina adalah saudara seiman bagi umat Muslim lainnya di manapun mereka berada,” kata dia.
Dalam “kesepakatan abad ini” usungan AS itu, kata dia, rencananya dilakukan pembagian wilayah Israel dan Palestina. Ibu Kota Palestina akan diletakkan di Abu Dhis, dan Yerusalem.
Sementara yang dikenal oleh umat Muslim dunia Al-Quds bakal dijadikan Ibu Kota Yerusalem. “Maka dari Aceh kita lantangkan suara, bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Palestina selama-lamanya dan tidak dapat diperjualbelikan,” katanya.
Dari segi keamanan dalam “kesepakatan abad ini” juga sangat merugikan Palestina, karena keamanan negara yang mayoritas umat Muslim tersebut dikuasai oleh Israel.
Tidak akan ada lagi penggusuran di wilayah permukiman rakyat Palestina, karena tanah dan rumah mereka sudah diambil oleh Israel serta tidak akan dikembalikan lagi.
“Apa yang disebut proposal perdamaian abad ini, sungguh di luar batas. Jauh dari nilai-nilai makna kata damai,” katanya.
Ia menegaskan perjuangan rakyat Palestina menjaga Tanah Airnya dan Al-Quds sebagai bukti peradaban Islam yang perlu didukung bersama.
ACT Aceh pun telah menyiapkan wadah untuk menampung kepedulian masyarakat. “Masyarakat dapat mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina dengan menyalurkan kepedulian diiringi doa-doa kepada para mujahid di sana,” demikian Husaini Ismail . (AS/HIDAYATUNA.COM)