Abu Zayd Balkhi Ilmuwan Muslim Penemu Teori Kesehatan Mental

Jamsyid Giatsuddin Al-Kasyi: Sang Matematikawan dan Ahli Astronomi Islam (Ilustrasi/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Selain sejumlah penemuan di bidang sains, pada masa lampau, terdapat pula ilmuwan-ilmuwan muslim yang mencetuskan teori-teori ilmu psikologi. Salah satunya adalah Abu Zayd Balkhi (w. 850). Ia adalah seorang ilmuwan muslim penemu teori kesehatan mental.
Dilansir dari Islamic Scientific Heritage melalui akun twitter resminya @IslamicSH_ menjelaskan bahwa Abu Zayd Balkhi adalah seorang polymath Muslim. Dengan kapasitasnya sebagai seorang polymath ia menguasai banyak bidang ilmu.
Polymath (Polimatik) adalah seseorang yang pengetahuannya tidak terbatas hanya pada satu bidang. Seorang polimatik juga dapat diartikan sebagai seseorang yang memiliki wawasan sangat luas. Kebanyakan ilmuwan kuno adalah seorang polimatik.
Kaitannya dengan sosok Abu Zayd Balkhi, ia dikenal sebagai seorang yang ahli di bidang ilmu geografi, matematika, dokter, dan psikolog. Abu Zayd adalah seorang ilmuwan muslim dari Balkh, Khorasan. Di mana kawasan ini sekarang terletak di Afghanistan.
“Ia orang pertama yang membedakan antara neurosis dan psikosis. Selain itu ia adalah orang pertama yang mengklasifikasikan gangguan neurotik dan pelopor terapi kognitif untuk mengobati masing-masing gangguan yang diklasifikasikan ini,” tulis Islamic Scientific Heritage, dikutip Jumat (27/8/2021).
Mengenalkan ‘Kesehatan Mental’ dalam Psikologi Islam
Sosok Abu Zayd Balkhi adalah pelopor psikoterapi, psikofisiologi, dan kedokteran psikosomatik. Dia memperkenalkan konsep kesehatan mental dan “kebersihan mental” dalam psikologi Islam.
“Figur Daerah-daerahnya terutama terdiri dari peta-peta geografis. Hal ini menyebabkan dia mendirikan “sekolah BalkhÄ«” pemetaan terestrial di Baghdad. Para ahli geografi sekolah ini juga banyak menulis tentang masyarakat, produk, dan adat istiadat daerah di dunia Muslim,” jelasnya.
Sebagai informasi, Abu Zayd Balkhi lahir tahun 849 M (235 H) di desa Shamisitiyan, di Provinsi Balkh, Persia atau yang sekarang menjadi bagian dari Afghanistan. Dia menulis lebih dari 60 buku dan manuskrip.
“Sayangnya, sebagian besar dokumen yang ditulisnya telah hilang selama bertahun-tahun. Hanya sebagian kecil dari karyanya yang tersisa di era modern,” tulis laporan dari Republika.
Karya Al-Balkhi yang paling terkenal adalah Masalih al-Abdan wa al-Anfus (Rezeki untuk Tubuh dan Jiwa). Dalam naskah monumental ini, Al-Balkhi membahas kesehatan fisik dan juga menyelidiki bidang kejiwaan. Karyanya ini kemudian banyak diminati di dunia kontemporer terutama karena wawasan karya tersebut di bidang psikologi.