Abdul Mu’ti: Haji Tidak Hanya Ibadah Mahdhah Tapi Manifestasi Ketakwaan

 Abdul Mu’ti: Haji Tidak Hanya Ibadah Mahdhah Tapi Manifestasi Ketakwaan

Abdul Mu’ti: Haji Tidak Hanya Ibadah Mahdhah Tapi Manifestasi Ketakwaan (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti memberikan ucapan selamat kepada para jamaah haji Indonesia yang dapat menunaikan Ibadah Haji tahun ini meski masih dalam suasana pandemi Covid-19.

Hal tersebut disampaikan dalam sebuah acara Pengajian Umum bertemakan Haji dan Pembaharuan Islam yang diselenggarakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara daring.

“Kita mendoakan semoga para jamaah haji yang alhamdulillah tahun ini berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji di tanah suci ibadahnya diterima oleh Allah swt menjadi haji yang maqbul dan haji yang mabrur,” ungkap Abdul Mu’ti, Selasa (19/7/2022).

Mu’ti juga menyampaikan bahwa haji bukan hanya saja sebagai ibadah mahdhah dan juga tidak sekedar ibadah ritual namun juga manifestasi dari ibadah yang berusaha menampilkan manusia menjadi insan yang bertakwa. Harapannya setelah berhaji akan menjadi seorang yang lebih baik lagi.

Orang yang berhaji, kata Mu’ti, tidak sekedar tampil sebagai orang yang luhur dan muslim yang memiliki pembaruan iman tetapi juga melakukan pembaruan dalam kehidupan keumatan dan kebangsaan.

“Para pembaru di belahan dunia muslim sebagian besarnya adalah mereka yang mendapatkan pencerahan spiritual dan pencerahan intelektual ketika mereka berada di tanah suci,” kata Mu’ti.

“Kalau kembali ke tanah air para pembaru Islam di Indonesia termasuk pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan, beliau mendapatkan banyak gagasan pembaruan Islam setelah menunaikan ibadah haji,” sambungnya.

Menurut Mu’ti, pertemuan kaum muslimin dari berbagai negara memungkin para jamaah untuk melakukan intelektual exchange dan berbagai macam pertukaran keilmuan.

Kemudian, dari ilmu yang didapat itu diharapkan dapat memperbaiki kehidupan masyarakat di mana mereka berada.

Selain mendapatkan posisi terhormat di masyarakat, Mu’ti juga menyampaikan bahwa orang yang telah berhaji menjadi cermin juga mata air keteladanan.

Sehingga gelar haji menjadi tidak sembarangan. Maka Mu’ti berharap kedepan para haji dapat menjadi agen perubahan sosial dan moral.

“Mereka yang menunaikan ibadah haji dan kemudian mendapatkan pencerahan secara spiritual dan menjadi pencerahan secara intelektual itu, tentu saja sangat kita harapkan untuk bisa menjadi kelompok yang bisa mendorong terjadinya perubahan-perubahan dan pembaruan dalam kehidupan masyarakat,” jelasnya.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *