Abd al-Laṭīf Ilmuwan Muslim Pengkritik Teori Metafisika

Memahami Perkataan Imam Malik Tentang Istawa (Ilustrasi/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Abd al-Laṭīf al-Baghdādī (w. 1231 M), adalah seorang dokter Muslim Arab. Selain itu ia juga dikenal sebagai filsuf, sejarawan, ahli tata bahasa Arab dan musafir.
Sebagai seorang polymath (orang yang menguasai banyak disiplin ilmu), Abd al-Laṭīf termasuk golongan ilmuwan yang produktif menulis.
Dilansir dari Islamic Scientific Heritage melalui akun twitternya resminya (@IslamicSH_), pada tahun 1192, Abd al-Laṭīf bertemu Saladin di Yerusalem dan menikmati perlindungannya, kemudian pergi ke Damaskus.
Dia pergi ke Kairo, di mana dia bertemu Abu’l-Qasim al-Shari’i, yang memperkenalkannya pada karya-karya al-Farabi. Proses ini yang membuat Abd al-Laṭīf kaya akan pengetahuan.
Salah satu karya monumentalnya adalah Egyptology. Sebuah karya yang sangat penting dalam perkembangan dunia akademik.
Abd al-Laṭīf juga dikenal sebagai ilmuwan muslim yang kritis. Bukti pemikiran kritisnya adalah ketika ia mengkritik teori Metafisika Aristoteles.
“Abd al-Laṭīf menyusun beberapa karya filosofis, di antaranya adalah komentar penting dan orisinal tentang Metafisika Aristoteles (Kitāb fī ilm mā baʿd al-ṭabīʿa),” tulis Islamic Scientific.
Banyak yang menyebut kritisisme Abd al-Laṭīf terhadap teori metafisika Aristoteles ini sebagai proses asimilasi Arab terhadap pemikiran Yunani. []