Abbasiyah Bangun Imperiumnya di Atas Keberagaman Suku
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Dalam sejarah imperium Islam, keberadaan Daulah Abbasiyah atau Dinasti Abbasiyah selalu tak pernah luput dari kajian. Hal ini dikarenakan peradaban yang ditinggalkan dinasti ini sangat besar bagi dunia Islam dan Barat.
Dimana perkembangan ilmu pengetahuan benar-benar memasuki era keemasan terjadi pada masa Abbasiyah. Mulai dari ilmu sains, astronomi dan kedokteran mencapai kebangkitan di era Abbasiyah.
Selain itu, luas kekuasaan daulah Abbasiyah juga sangat luas karena kecemerlangannya itu, dan Bagdad yang merupakan pusat kekuasaan menjadi kota yang menakjubkan.
Lantas apa yang membuat imperium daulah Abbasiyah begitu kuat dan kokoh? Syaikh Muhammad Al-Khudari dalam bukunya berjudul “Bangkit dan Runtuhnya Daulah Abbasiyah” menjelaskan bahwa keberagaman suku menjadi modal daulah Abbasiyah menjadi kuat.
“Daulah Abbasiyah berdiri tanpa memiliki rajutan sentimen rasial, etnis dan kebangsaan.” Demikian kata Muhammad Al-Khudari di halaman 799 sebagaimana dikutip Hidayatuna.com, Jumat (11/12/2020).
Daulah Abbasiyah lanjut Al-Khudari hanya memiliki pendukung dari kelompok para “mawali” atau sahaya yang notabene berasal dari bangsa non Arab.
“Mereka juga mengandalkan wala’ (loyalitas) atau aliansi dari persekutuan. Hal ini memang mungkin bisa menggantikan sentimen kekerabatan. Andai saja para sahaya tersebut tidak memiliki ambisi menghidupkan kembali keagungan dan kejayaan leluhur mereka. Mereka pun selalu berusaha mengenang secara turun temurun,” jelasnya.
Pada masa-masa awal berdirinya Daulah Abbasiyah terdapat sejumlah mawali yang memiliki posisi penting dan kuat di imperium Persia dan Islam. “Dinasti Abbasiyah menjadikan para mawali tersebut dalam daftar teratas orang-orang penting yang mereka andalkan,” tandasnya.