7 Amalan Istimewa Hari Jumat

 7 Amalan Istimewa Hari Jumat

Amalan Istimewa

HIDAYATUNA.COM – Hari Jumat dikenal sebagai rajanya hari. Ada 7 amalan istimewa yang baik dilakukan di hari Jumat.

Amalan-amalan yang istimewa dan akan mendatangkan pahala yang besar serta keberkahan dari Allah. Sebagai diriwayatkan dalam sebuah hadits berikut.

Hari terbaik dimana matahari terbit di hari itu adalah hari jum’at. Di hari itu Adam diciptakan, di hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga dan juga dikeluarkan dari surga. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari jum’at” (HR. Muslim).

Inilah 7 amalan istimewa yang mendatangkan keberkahan.

Membersihkan Diri

Di hari jum’at ada amalan istimewa yang bila dikerjakan akan mendatangkan keberkahan, yaitu membersihkan diri dengan total, seperti mandi, keramas, memotong kuku, dan sebagainya.

Hal ini didasarkan pada sebuah hadits, “Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mandi pada hari jum’at, maka ia mandi seperti mandi janabah…” (HR. Bukhari dan Muslim).

Membaca Surat Al-Kahfi

Amalan istimewa yang dianjurkan untuk dilakukan pada hari jum’at adalah membaca Surat Al-Kahfi.

Hal ini didasarkan pada hadits, “Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa membaca surat Al Kahfi sebagaimana diturunkan, maka ia akan mendapatkan cahaya dari tempat ia berdiri hingga Mekkah.

Barangsiapa membaca 10 akhir ayatnya, kemudian keluar Dajjal, maka ia tidak akan dikuasai..

Memperbanyak Berdo’a

Salah satu waktu mustajab untuk berdo’a atau memohon kepada Allah adalah pada hari jum’at. Hal tersebut juga telah diriwayatkan dalam sebuah hadits.

“Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membicarakan mengenai hari Jum’at lalu ia bersabda, Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta” Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut.” (HR. Bukhari no. 935 dan Muslim no. 852, dari sahabat Abu Hurairah).

Memperbanyak Salawat Nabi

Bersalawat kepada Rasulullaah SAW adalah sebuah amalan yang bisa kita lakukan kapan pun dan dimana pun kita berada.

Namun pada hari jum’at, ada keistimewaan dimana kita dianjurkan untuk memperbanyak bersalawat nabi pada hari itu.

Hal ini didasarkan pada sebuah hadits, “Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at.

Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan ligoirihi -yaitu hasan dilihat dari jalur lainnya-. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1673).

Membaca Surat Al-Ikhlas, An-Nas, Al-Falaq Masing-Masing 7 Kali

Membaca surat penghujung Al-Qur’an yakni An-Nas, Al-Falaq, dan Al-Ikhlas masing-masing 7 kali di hari Jumat akan mendatangkan berkah.

Ada pun waktu pelaksanaannya adalah setelah salat Jumat, tepatnya boleh dilakukan sesaat setelah salam.

Ada banyak riwayat tentang keutamaan membaca tiga surat ini di waktu setelah salat Jumat.

Siapa yang melakukan amalan ini, maka Allah akan menjaga diri, keluarga dan harta para pengamalnya.

Di riwayat lain ada yang mengatakan Allah akan mengampuni sampai datang hari Jumat lagi.

Membaca Surat Yasin

Selain membaca Al-kahfi, umat muslim juga dianjurkan membaca Surat Yasin pada hari Jumat.

Keutamaan membaca Surat Yasin ditegaskan dalam sebuah hadis riwayat Abu Daud sebagai berikut.

“Barangsiapa membaca surat Yasin dan al-Shaffat di malam Jumat, Allah mengabulkan permintaannya.” (HR Abu Daud dari al-Habr).

Bersedekah

Perbanyaklah bersedekah sebagai amalan hari Jumat. Sedekah bisa berupa uang, makanan, atau lainnya.

Jangan takut uang menjadi habis jika bersedekah. Karena Allah akan melipatgandakan pahala sedekah. Bahkan Allah akan menambah rezeki jika kita bersedekah.

Nabi bersabda, ‘Dan di hari Jumat pahala bersedekah dilipatgandakan”. (Imam al-Syafi’i, al-Umm, juz 1, hal. 239).

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *