Mengenal Sejarah Aliran Kelompok Bektashi di Albania
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Belakangan nama aliran kelompok Bektashi ramai diperbincangan, setelah pemerintah Albania memunculkan wacana pendirian sebuah negara kecil khusus bagi kelompok ini.
Pendirian ini seperti layaknya pendirian negara Vatikan.
Lalu siapa dan bagaimana sejarah kelompok Bektashi di Albania?
Aliran Bektashi di Albania adalah salah satu aliran tasawuf dalam Islam yang memiliki pengaruh signifikan di negara tersebut, terutama di antara komunitas Muslim Albania.
Bektashi sendiri adalah tarekat Sufi yang berasal dari Turki dan dinamakan setelah pendirinya, Haji Bektash Veli, seorang sufi dari abad ke-13. Tarekat ini dikenal memiliki ajaran yang lebih terbuka, mistis, dan menekankan pada moderasi.
Aliran Bektashi diperkenalkan di Albania pada masa Kekaisaran Ottoman, yang menjadikan wilayah tersebut bagian dari kekuasaannya sejak abad ke-15. Selama pendudukan Ottoman, tarekat ini berkembang pesat di Balkan, termasuk Albania, karena pengaruh budaya dan agama Ottoman.
Tarekat ini menjadi populer terutama di antara masyarakat Muslim di Albania yang cenderung lebih liberal dalam menjalankan ajaran Islam.
Pada awal abad ke-19 dan 20, Bektashi menjadi lebih berpengaruh di Albania. Pasca Perang Dunia I, setelah runtuhnya Kekaisaran Ottoman, banyak negara-negara di Balkan termasuk Albania mengalami sekularisasi, dan aliran Bektashi dianggap sebagai salah satu perwujudan Islam yang lebih dapat beradaptasi dengan kebijakan negara sekuler.
Ajaran Bektashi sering kali bersifat esoteris, lebih mengutamakan dimensi spiritual batin daripada formalitas ritual-ritual lahiriah Islam.
Aliran Bektashi memiliki kecintaan yang besar terhadap Ali bin Abi Thalib dan keluarga Nabi Muhammad, yang sering dikaitkan dengan ajaran Syiah. Walaupun secara resmi Bektashi tidak dianggap sebagai tarekat Syiah, pengaruh Syiah sangat terlihat kental dalam praktik dan ajaran mereka.
Dalam komunitas Bektashi, Baba adalah pemimpin spiritual yang membimbing pengikut dalam kehidupan spiritual mereka. Mereka dianggap memiliki kedudukan yang tinggi dan dihormati.
Setelah Albania merdeka pada tahun 1912, Bektashi menjadi semakin kuat secara institusional dan pada tahun 1925, pusat internasional Bektashi dipindahkan ke Albania dari Turki setelah Kemal Ataturk melarang aktivitas Sufi di Turki. Albania menjadi rumah bagi Bektashi, dan hingga hari ini, Albania dianggap sebagai pusat tarekat ini secara global.
Namun, selama era Komunisme di Albania (1946-1992), agama, termasuk tarekat Bektashi, mengalami represi berat. Banyak bangunan suci dihancurkan, dan praktik keagamaan ditekan. Setelah jatuhnya komunisme, Bektashi mengalami kebangkitan dan kembali menjalankan aktivitas mereka secara terbuka. []