3 Metode Parenting Ala Rasulullah Ini Wajib Anda Lakukan
HIDAYATUNA.COM – Ketika seorang anak nakal, kemudian siapa yang paling berperan dalam akhlak anak? Seringkali kita melihat ketika anak sering berkata kotor, melawan kepada orangtua, atau bahkan melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. Tak jarang hal tersebut berdampak ke jeruji besi. Kemudian yang terlontar dalam pikiran para orangtua karena terpengaruh oleh lingkungan.
Lalu, bagaimana bisa keluarga yang merupakan sekolah pertama namun yang dominan dalam pembentukan karakternya adalah lingkungan? Seyogyanya seorang anak lebih banyak menghabiskan waktunya bersama keluarga. Mari bersama-sama belajar berbenah dari diri sendiri dan berhenti menyalahkan orang lain.
Keluarga merupakan tempat paling utama dalam pembentukan akhlak anak. Semasa kecil anak lebih mudah menirukan hal-hal yang dilihatnya. Dengan kata lain, orangtua sangatlah berperan penting dalam menjadikan siapa dan bagaimana anak kelak di masa depan.
Anak merupakan amanah terindah dari Allah sehingga harus dididik untuk menjadi hamba Allah yang beriman dan bertaqwa. Anak terlahir fitrah bagaikan kertas putih, dan orangtua sebagai tintanya yang akan menorehkan kebaikan atau keburukan diatas kertas itu.
Pernyataan ini sebagaimana hadis Rasulullah Saw, “Sesungguhnya setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), orangtuanya-lah yang akan menjadikan anak tersebut yahudi, Nasrani, ataupun Majusi”.
Karakter Anak Ditentukan dari Keluarga dan Lingkungan
Keberhasilan dan masa depan anak tergantung bagaimana orangtua mendidik dan mengasuhnya dari kecil. Anak terlahir memiliki potensi yang kemudian orangtua yang berperan dalam mengoptimalkan potensi itu.
Mendidik anak dengan baik sesuai tuntunan Alquran dan hadis sehingga menjadi anak yang berbakti kepada agama, negara dan orangtua yang bertujuan surga. Sedangkan tidak mengindahkan pendidikan anak berakibat pada ladang neraka bagi si orangtua.
Hal ini juga dipertegas dalam firman Allah dalam Surah At-Tahrim ayat 6.
“Hai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
1. Menjadi Teladan yang Baik bagi Anak
Orangtua hendaknya memerhatikan segala aktivitasnya sesuai tuntunan Islam sehingga anak yang melihat dapat menirukan perbuatan baiknya. Seorang anak yang terlahir fitrah, ia akan mampu melakukan kebaikan atau keburukan selama ia melihat teladan dari nilai-nilai moral orangtua. Bisa dipastikan bahwa orangtua merupakan pengaruh paling dominan dalam pembentukan akhlak anak. Keteladanan diakui sebagai cara terbaik dalam mendidik anak.
Rasulullah saw memerintahkan kepada setiap orangtua agar mengerjakan perintah-perintah Allah swt dan sunnah Rasul-Nya. Baik dalam sikap dan perilaku sehingga ia menjadi suri teladan bagi anaknya. Jika hal ini sudah dicontohkan orangtua terhadap anak sedari kecil, maka ketika dewasa kelak anak akan menirukan perbuatan orangtua. Anak yang shalih dapat dibentuk oleh orang yang membesarkannya juga shalih.
Apa pun perkembangan anak, sangat dipengaruhi oleh kepribadian dan tingkah laku orangtua dalam keluarga. Anak cenderung meniru perbuatan orangtua. Ketika orangtua berbicara kotor, maka anak juga akan berbicara kotor. Sebaliknya jika orangtua senantiasa berbicara sopan maka anak juga berbicara sopan. Maka kemudian menjadi sangat lucu ketika anaknya dimarahi karena melawan orangtua dan berkata kotor. Padahal anak meniru perbuatan orangtuanya.
Karakter yang sudah tertanam dari kecil akan sulit diubah ketika sudah dewasa. Untuk itu, dibutuhkan peran penting orangtua dalam pendidikan anak sebagai guru pertama dalam keluarga. Untuk benar-benar memberikan contoh perbuatan-perbuatan yang baik.
Menjadi orangtua yang dapat menuntun menuju jannah-Nya tidak ada sekolahnya. Hal ini membutuhkan kesadaran diri untuk terus memperbaiki diri dengan ilmu tentang cara-cara menjadi orangtua ideal seperti yang diajarkan Rasulullah.
Orangtua yang mempunyai pendidikan sekalipun diajarkan untuk menjadi ahli di bidang masing-masing dan lebih menyibukkan untuk bekerja daripada mendidik anaknya karena sudah merasa pendidikan anak cukup di sekolah. Alhasil, orangtua lupa dan gagal dalam menjadi sekolah yang paling utama dalam membentuk karakter anak dan masa depannya.
2. Tidak Membedakan Kasih Sayang pada Anak
Kasih sayang yang diberikan orangtua pada anak yang pertama harus sama dengan anak kedua dan seterusnya. Sikap adil orangtua terhadap anak akan menambah kerukunan anak sesama saudara dan menjauhkan paradigma membeda-bedakan perlakuan anak.
Sikap adil ini senantiasa dilakukan secara konsisten meskipun seiring pertumbuhan anak akan berbeda karakter, kecerdasannya, dan bentuk fisiknya. Tentunya, semua anak mengharapkan sikap adil demikian dalam kasih sayang yang sangat berpengaruh terhadap sikap berbakti dan ketaatan anak kepada orangtua.
Tidak jarang terjadi di lingkungan ketika seorang anak merasa orangtuanya memberikan kasih sayang dan perhatian yang lebih kepada saudaranya. Hal itu membuat sang anak melakukan perbuatan keji dan membenci. Dari perasaan ini, dapat menimbulkan konflik sesama saudara.
Oleh karena itu, Rasulullah mewasiatkan kepada orangtua untuk selalu berlaku adil dalam segala hal. Baik dalam kasih sayang, pemberian hadiah, pembagian warisan, dan lainnya untuk menghidari hal-hal buruk yang tidak diinginkan.
Sebagaimana hadis yang berbunyi: “Bersikap adil-lah terhadap anak-anak kalian, bersikap adillah terhadap anak-anak kalian, bersikap adillah terhadap anak-anak kalian”.
Didalam keluarga hendaknya memiliki aturan atau norma-norma yang sudah disepakati Bersama. Aturan ini harus dipatuhi dengan bertujuan kerukunan dan keshalihan antar anggota keluarga.
Disamping norma ini terdapat ganjaran bagi yang melaksanakan dan hukuman bagi yang melanggar. Dalam hal ini dibutuhkan peran orangtua agar bersikap adil pada siapa saja yang seharusnya mendapat ganjaran atau sebaliknya hukuman.
3. Mempererat Ikatan Melalui Doa
Doa merupakan cara terbaik dalam meraih kesuksesan. Kesuksesan dalam hal ini berarti kebahagiaan keluarga dan memiliki anak yang shalih dan salihah.
Doa orangtua terutama doa seorang ibu sarat dengan kemustajaban. Dengan doa orangtua terhadap anaknya akan menumbuhkan rasa kasih sayang yang semakin deras, rasa cinta yang semakin kuat di hati.
Lalu keduanya akan semakin patuh, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. dan berusaha dapat memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Hal ini akan berdampak pada anak yang sebaliknya juga akan saling mendoakan orangtuanya.
Semakin besar rasa kasih sayangnya kepada orangtua, semakin kuat rasa cintanya dan berusaha berbakti kepada orangtua.
Hendaklah orangtua selalu mendoakan kebaikan untuk anaknya. Seorang anak mendambakan doa mustajab orangtua dan merupakan hadiah terbaik untuk anak agar sukses di dunia dan akhirat dengan ridha-Nya dan rida orangtua. Wallahu’alam.