200 Tokoh Muslim akan Hadiri Konferensi Internasional di Teheran untuk Mendukung Palestina
HIDAYATUNA.COM, Gaza – Sebuah konferensi internasional rencananya akan diadakan di Teheran akhir pekan ini.
Konferensi tersebut digelar ebagai bentuk solidaritas terhadap masyarakat Jalur Gaza, yang terus menerus berada di bawah serangan Israel selama lebih dari tiga bulan.
Dijuluki ‘Banjir Al-Aqsa dan Kebangkitan Hati Nurani Manusia’, konferensi ini akan dihadiri oleh 200 cendekiawan, tokoh dan pemikir Muslim dari 50 negara Muslim dan non-Muslim.
Hal ini menurut Sekretaris Jenderal Forum Dunia untuk Kedekatan Sekolah Pemikiran Islam (WFPIST) Hojat-ol-Islam Hamid Shahriari, berbicara pada konferensi pers di Teheran pada hari Rabu tentang acara yang akan datang.
Hal ini bertujuan untuk memperjelas Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilancarkan gerakan perlawanan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, dan mengumpulkan para ulama dunia Islam untuk mengeluarkan pernyataan menentang rezim Zionis.
Dia menambahkan bahwa Presiden Iran Ebrahim Raeisi akan menjadi pembicara utama pada konferensi tersebut.
Ketua WFPIST juga mencatat bahwa forum tersebut telah mencetak buku dan melakukan wawancara dengan lebih dari 200 ulama di dunia Islam tentang Operasi Banjir Al-Aqsa.
dan di tempat lain di Palestina, dengan mengatakan bahwa bangsa Palestina telah ditindas oleh rezim yang kejam selama lebih dari tujuh dekade dan mereka harus didukung oleh para elit dunia Islam.
Dia mengatakan barang-barang buatan Israel harus diboikot dan negara-negara muslim tertentu yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel harus memutuskan hubungan dengan rezim barbar ini.
Ia juga menyesalkan kegagalan PBB, Dewan Keamanan PBB dan badan-badan internasional lainnya dalam memenuhi tanggung jawab mereka mengenai pencegahan genosida Israel di Gaza.
Israel telah menggempur daerah kantong Palestina sejak Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilancarkan oleh gerakan perlawanan Hamas Palestina pada 7 Oktober.
Serangan rezim Israel telah menewaskan sedikitnya 23.357 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 59.410 lainnya, menurut otoritas kesehatan.
Sekitar 85% warga Gaza telah mengungsi, sementara seluruh penduduknya mengalami rawan panga.
Ratusan ribu orang hidup tanpa tempat berlindung, dan kurang dari separuh truk bantuan memasuki wilayah tersebut dibandingkan sebelum konflik dimulai. []